MEDAN-Puluhan massa yang tergabung dalam Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumatera Utara mengelar aksi demonstrasi di depan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sumut di Jalan Brigjen Katamso, Kecamatan Medan Maimun, Senin (3/4) siang.

Adapun tuntutan mereka untuk meminta kejelasan dari pihak BPN Sumut terkait penghancuran rumah milik petani di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumut, tanggal 27 Maret 2017 yang lalu.

“Kami mengecam tindakan PT. LNK yang melakukan penggusuran. Mereka sudah melanggar intruksi Pak Jokowi untuk melaksanakan percepatan reforma agraria,” ujar Zubaidah selaku ketua BPW SPI Sumut.

Ditambahkannya, padahal mereka sudah mendaftarkan tanah mereka menjadi kampung reforma agraria ke Kementrian Agraria/Badan Pertanahan Nasional, tapi rumah-rumah dan tanah mereka masih saja diruntuhkan.

“Pihak PT. LNK tidak menghormati hasil rapat dengar pendapat bersama Komisi A DPRD Sumut tanggal 30 Januari 2017 agar di lahan tidak ada aktivitas, tapi mereka menghancurkan dengan Brimob, Polisi dan Satpol PP,” tambahnya.

Usai menyampaikan aspirasi, perwakilan dari Kanwil BPN Sumut pun menerima mereka dan sampai saat ini masih melakukan diskusi. Pihak kepolisian dari Polsek Medan Kota juga terpantau di lokasi untuk melakukan pengamanan.

Setelah dilakukan penggusuran terhadap 70 rumah milik warga di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat oleh pihak PT. LNK, kehidupan warga sekitar pun kini tak tentu arah.

Sejak digusur tanggal 27 Maret 2017 yang lalu, mereka tinggal di tenda-tenda yang didirikan seadanya. Dan untuk sekedar makan, mereka menunggu orang yang berbaik hati untuk memberikannya.

"Waktu digusur itu, ngambil beras pun kami tidak sempat dan langsung kami diusir dan dipukuli," ujar Rumini (50) sembari meneteskan air mata di dengan Kantor BPN.

Untuk anak-anak mereka sendiri juga terbengkalai ke sekolah karena seragam mereka turut diamankan oleh petugas. Terkadang anak-anak mereka tetap pergi ke sekolah tanpa mengenakan seragam.

"Mereka tetap sekolah, tapi gak pake seragam karena gak sempat ngambil seragam waktu digusur itu," tambahnya.

Sampai saat ini para pendemo masih berada di depan Kantor BPN Sumut dan sedang diskusi dengan pihak terkait. Rencananya, usai dari Kantor BPN mereka akan kembali melakukan aksi di depan Kantor DPRD Sumut dan akan dilangsungkan selama dua minggu ke depan karena mereka tidak mempunyai tempat tinggal lagi.