JAKARTA - Ruangan Pengurus Wartawan Parlemen ambruk, Jumat (10/3/2017) siang. Padahal, proyek ruangan tersebut baru diresmikan ketua DPR RI di era Ade Komaruddin yang melanjutkan proyek era kepemimpinan Setya Novanto.

Proyek Media Center DPR RI tersebut diresmikan tepatnya pada hari Selasa 5-4-2016 yang lalu dengan Nilai Pagu Paket (NPP) sebesar Rp 875.004.000,00. Namun tepatnya 11 bulan sejak di resmikan, proyek tersebut hari ini ambruk.

Para wartawan yang sedang berkumpul di press room di Gedung Nusantara III, Kompleks MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, tiba-tiba dikejutkan peristiwa yang membahayakan nyawa mereka.

Sekitar pukul 15.10 WIB tadi, plafon ruang Pengurus Koordinator Wartawan Parlemen mendadak rubuh. Eternit yang cukup berat itu hampir menimpa salah satu pengurus, Freddy Batari.

"Saya duduk di bawah eternit, di meja ketua pengurus, Doni. Untung saya dalam hitungan detik sebelumnya bergerak dari kursi itu, kalau tidak saya ketimpa,” ujar Freddy.

Freddy mengaku, sebelum langit-langit rubuh, ia sempat mendengar bunyi “brak” yang keras. Dalam waktu cepat, ia langsung berpindah posisi.

Menurut penuturan beberapa wartawan yang berada di lokasi saat kejadian, sebelumnya tidak pernah terlihat tanda-tanda atap ruangan pengurus wartawan DPR akan rubuh.

Saat ini, para wartawan pun tidak sedikit yang merasa resah, karena tidak tertutup kemungkinan akan ada kecelakaan serupa yang menyusul di ruang press room. Apalagi, sebenarnya ruangan wartawan itu baru saja selesai direnovasi oleh pimpinan DPR pada tahun lalu.

"Beberapa wartawan mulai was-was, mencari-cari titik-titik mana lagi di dalam ruangan itu yang kelihatan rapuh dan membahayakan,” ujar salah satu jurnalis yang biasa meliput di DPR.

Namun saat ditanya apa penyebab jatuhnya plafon tersebut, Totok yang mengaku Staf Bagian Gedung DPR RI mengatakan , proyek tersebut ambruk akibat kucing sering meloncat.

"Karena kucing ini mas, mereka sering lari diatas. Ini kan masih pemeliharaan, maka kita akan perbaiki kembali," ucap Totok. ***