JAKARTA - Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Mukhamad Misbakhun menegaskan bahwa pihaknya sangat mau memberikan hasil kerja yang makismal.

Hanya saja untuk mencapai itu semua, sarana pendukung tugas kedewanan harus juga diperbaiki. "Masalahnya di supporting sistem anggota dpr juga harus bertanggungjawab, ini menjadi penting," kata Misbakhun saat diskusi di DPR RI, Selasa, (24/1/2017).

Tudingan yang menyebutkan bahwa anggota dpr belum mampu membuktikan kerja maksimal, lanjut Misbakhun, harus dilihat dari berbagai sudut pandang.

Sehingga, tidak terbentuk opini miring di kalangan masyarakat bahwa dewan tidak mampu mewakili kepentingan rakyat. "Salah satu contoh rendahnya, saat kita mau rapat mitra kerja tidak datang. Ini dampakanya juga jelas," tegas Misbakhun.

Misbakhun juga mengatakan bahwa dalam melahirkan suatu undang-undang pihaknya harus betul-betul yakin produk legislasi tersebut berpihak pada kepentingan masyarakat republik ini.

"Sebagai contoh, ruu perkelapasawitan. Ini kan komoditas Indonesia yang sudah mendunia. Tetapi faktanya terjadi persaingan di pasar minyak dunia, khususnya bagi produsen minyak jagung maupun minyak kedelai, kan kita harus berpihak pada kepentingan bangsa ini. Begitu juga terhadap ruu pertembakauan, kita memilih berpihak kepada kepantingan petani tembakau kita," tegas Misbahkhun.

Direktur Indonesian Parliamentary Center (IPC), Hanafi dalam kesempatan yang sama mengeluhkan rendahnya kinerja DPR RI. "Dari target program legislasi nasional jangka menengah periode 2014-2019 sebanyak 183 ruu. DPR RI sudah menyelesaikan 14 ruu sampai dengan 2016. Mengacu pada jumlah tersebut artinya 169 ruu yang perlu diselesaikan dari 2017 hingga 2019 mendatang," kata Hanafi.

"Sementara masa efektif untu legislasi selama 2017-2019 hanya 152 hari. Seperti diketahui DPR RI telah menetapkan 2 hari legislasi dalam satu pekan. Artinya dalam 1 bulan ada 8 hari legislasi. Masa bakti DPR periode ini tersisa januari 2017 sampa dengan September 2019. Tahun 2017 dan 2018 ada lima kali reses, sedangkan pada 2019 kemungkinan hanya 4 kali reses," pungkas Hanafi. ***