MEDAN - Dinas Kesehatan Sumatera Utara memastikan kasus antraks tidak ada yang menjangkiti warga di provinsi ini. Artinya, kata Kabid Penanggulanngan Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Utara dr NG Hikmet melalui staf Teguh Supriyadi mengatakan, provinsi ini aman dari antraks. Bahkan, sejak tahun 1990, kasus antraks di provinsi ini tidak pernah ada.

"Belum pernah ada kasus antraks di Sumut sejak 1990," kata Teguh Supriyadi, Senin (23/1/2017), di ruang kerjanya.

Meski begitu, Teguh juga mengingatkan agar kasus ini tetap perlu diwaspadai. "Dampak antraks ada tiga yaitu pada kulit, pernafasan dan perut atau pencernaan," timpalnya.

Dari tiga dampak itu, lanjutnya, yang paling berbahaya dampaknya pada pernafasan.

Penyakit antraks ini, sambungnya, tidak dapat menular antar manusia. Akan tetapi, penularannya dari ternak ke manusia (zoonosis) melalui bakteri Bacillus anthracis. "Penularan melalui kulit bisa terjadi ketika seseorang bersentuhan dengan spora bakteri antraks yang melekat pada kulit, daging, tulang, atau darah hewan ternak yang sakit. Penularan melalui pencernaan bisa terjadi waktu orang mengonsumsi daging hewan yang positif antraks," jelasnya.

Untuk gejala, jika seseorang mengalami antraks maka akan merasakan mual, pusing, muntah, tidak nafsu makan, suhu badan meningkat, BAB warna hitam dan sakit perut yang sangat hebat. "Gejala tipe kulit yakni bisul merah kecil yang nyeri lalu membesar menjadi borok, pecah dan menjadi luka. Jaringan sekitarnya membengkak dan lesi gatal tetapi agak terasa sakit," jelasnya.

Makanya, Teguh berharap kepada masyarakat agar membeli daging yang segar dan dimasak hingga benar-benar matang. "Masyarakat kita imbau untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar terhindar dari penyakit itu," ucapnya.

Sementara itu, pengamat kesehatan dr Delyuzar SpPA mengatakan, manusia dapat terinfeksi bila kontak dengan hewan yang terkena antraks, seperti melalui daging, tulang, kulit, maupun kotoran. "Begitupun, sampai saat ini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap antraks," imbuhnya.