SAMOSIR- Musim kemarau yang terjadi beberapa bulan lalu, dengan waktu sekitar 10 bulan lamanya, membuat sebagian masyarakat Samosir terancam tidak merayakan Natal. Bagi masyarakat disekitar Danau Toba, moment merayakan Natal dirayakan dengan, membeli baju baru dan sepatu baru bagi anak anak. Namun, untuk tahun ini, beberapa orang tua yang ditemui, mengeluhkan tidak bisa merayakan Natal, karena penghasilan sangat minim.

"Bagaimana mau Natal, sebab Natal biasanya membeli baju baru dan sepatu baru, ini memikirkan perut saja sangat sulit," ujar J br Situmorang salah satu warga Pangururan, Selasa (20/12/2016).

Dijelaskannya, sudah menjadi tradisi rutin setiap tahunnya bagi masyarakat Samosir untuk membeli baju dan sepatu baru bagi anak anaknya pada saat merayakan Natal. Sehingga, jika tidak bisa membeli, Natal sepertinya tidak bisa dirayakan.

Selain br Situmorang, Lamtiur Sitanggang salah seorang ibu yang ditemui di pusat kota menerangkan, Natal tahun ini sangat sulit secara ekonomi. Hasil ladang seperti kopi, kacang dan cabe tidak bisa dipakai untuk merayakan Natal, seperti membuat kue dan membeli baju dan sepatu anak anak, dikarenakan hampir semua tanaman gagal panen karena musim kemarau yang berkepanjangan beberapa waktu lalu.

"Aduh, bagaimananya bapak ini, apa mau dipersiapkan, beli beras dan makan sekarang ini sangat sulit. Natal tahun ini tidak kami rayakan," terangnya saat diwawancarai.

Informasi yang dihimpun, perayaan Natal Tahun 2016 di Kabupaten Samosir sedikit lebih sepi atau kurang meriah dibandingkan Tahun 2015 lalu.

Berbagai aksesoris Natal dan pohon pohon Natal kurang banyak terpasang di beberapa sudut kota, sehingga kesan Natal kurang terlihat di Kota Pangururan.

Hal yang sama juga terlihat di Pemerintahan Kabupaten Samosir. Pemkab Samosir bersama DPRD Samosir disibukkan dengan kegiatan pembahasan APBD TA 2017 serta monitoring pekerjaan proyek fisik yang sudah harus tuntas sebelum perayaan Natal.