MEDAN - Setiap 22 Desember, selalu diperingati sebagai hari ibu. Peringatan hari ibu sendiri bukan hanya sekedar kata-kata, melainkan harus dilaksanakan. Hal tersebut disampaikan Ketua Yayasan Vihara Borobudur Lindawaty Roesli. Menurutnya, dalam ajaran Master Cheng Yen menegaskan dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan, yaitu berbakti kepada orangtua dan melakukan kebajikan.

“Sebagai persembahan rasa bakti dan membalas cinta tanpa batas dari sang Ibu, ada beberaoa kegiatan yang bisa kita lakukan, antara lain membasuh kaki ibu kita masing-masing dan menyampaikan permohonan maaf atas tingkah laku kita selama ini yang telah menyusahkan orangtua,” terangnya.

Sebagai seorang ibu, lanjut Lindawaty, generasi saat ini harus memiliki rasa mudah memaafkan dan jangan mudah terpancing emosinya ketika ada kata-kata yang kurang diterima. “Kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan melakukan segala sesuatu dengan setulus hati. Hindari perbuatan yang bisa melukai perasaan orang lain,” tandasnya.

Hal serupa juga diungkapkan Ketua Komite Pelayanan Anak Lions Club Medan Suryani Susilo. Menurutnya, dalam peringatan Hari Ibu biasanya ia lakukan dengan menyampaikan permohonan maaf kepada ibu atas kesalahan yang dilakukan selama ini.

“Memohon maaf dan memberinya perhatian sesungguhnya belum sebanding dengan pengorbanan seorang ibu yang telah melahirkan dan membesarkan kita,” katanya.

Di momen Hari Ibu ini, Suryani mengajak seluruh masyarakat untuk  membangun kepedulian dan rasa simpati kepada semua orang, terutama sosok ibu. "Hindari sikap membeda-bedakan dan jangan mudah terpancing dengan ucapan-ucapan yang bisa menyulut perpecahan," tutupnya.