MEDAN- Pemko Medan mengajak para investor untuk membangun pusat kuliner maupun souvenir di Kota Medan. Sebab, ibukota Provinsi Sumatera Utara ini  belum memiliki pusat penjualan kuliner maupun souvenir. Padahal  keberadaannya sangat dibutuhkan untuk membantu wisatawan lokal maupun mancanegara untuk menikmati makanan maupun minuman khas Kota yang terkenal akan kelezatannya, termasuk dalam rangka mendapatkan cindera mata hasil kerajinan tangan para pelaku UMKM. “Kami berharap ada investor yang mau membangun pusat kuliner maupun souvenir di Kota Medan. Dengan demikian setiap kali wisatawan datang mengunjungi Kota Medan, mereka tidak akan payah-payah lagi untuk mencari lokasi kuliner maupun mendapatkan cindera mata khas Kota Medan,” kata Wakil Wali Kota Medan, Ir Akhyar Nasution MSi ketika menghadisir Sosialisasi Forum Tata kelola Pariwisata Kota Medan di Hotel Polonia Medan, Senin (19/12).

Menurut Akhyar, keberadaan centre kuliner maupun souvenir ini sangat mendukung industri kepariwisataan di Kota Medan. Selain itu bilang Akhyar, destinasi pariwisata di Kota Medan juga diharapkan berkembang dengan berbagai pilihan seperti wisata belanja, cagar dan  bangunan tuan serta kuliner yang menjadi salah satu wisatawan andalan.         

Sebagai pintu gerbang kepariwisataan Indonesia bagian barat, Akhyar mengatakan Kota Medan sebenarnya juga memiliki potensi yang besar di dalam pengembangan wsiata MICE (Meeting, Incetive, Convention, Exhibition). Apalagi Kota Medan telah ditetapkan sebagai tujuan MICE di Indonesia, sehingga banyak dibangun hotel dan tempat MICE baru.

Selain  itu tambahnya lagi, guna mendukung geliat kepariwisataan, Pemko Medan kini tengah fokus melakukan perbaikan infrastruktur , termasuk pembangunan pedestarian seperti di Jalan Imam Bonjol dan Jalan Diponegoro. Pembangunan pedestarian ini akan terus dikembangkan sehingga masyarakat maupun wisatawan dapat menikmati nuansa bangunan perkotaan dan taman-taman di Kota Medan.

Mantan anggota DPRD Medan ini berharap agar pembangunan pedestarian ini, juga diikuti dengan penataan bangunan  oleh para pemilik bangunan yang berada di sekitar pedestarian tersebut. Dengan demikian masyarakat maupun wisatawan yang menggunakan pedestrian ini benar-benar dapat menikmati nuansa bangunan kota yang benar-benar menarik.

Tidak itu saja, Akhyar juga mengungkapkan Pemko Medan telah membentuk tim ahli cagar budaya. Tim itu nantinya akan memberikan masukan kepada Pemko Medan, herritage mana yang akan direnovasi. Diakui Akhyar, heritage di Kota Medan ini cukup banyak namun  sebagian besar bukan milik Pemko Medan. Oleh karenanya dia berharap agar para pemilik heritage tetap menjaga dan melestarikannya.

Selanjutnya papar Akhyar lagi, Pemko Medan setiap malam Minggu menggelar panggung hiburan rakyat di seputaran Lapangan Merdeka.  Panggung hiburan ini menampilkan senid an tari seluruh etnis yang ada di Kota Medan. Selain untuk melestarikan kebudayaan, juga mengajak masyarakat, terutama generasi muda untuk mengenal lebih dekat sekaligus mencintai kebudayaan para leluhurnya.

“Di  sisi lain kita ingin menyediakan tempat kepada masyarakat, terutama wistawan  untuk menikmati aneka seni dan tari dari sleuruh etnis yang ada di Kota Medan, termasuk aneka kuliner khas masing-masing daerah. Setelah tiga bulan digelar, kita harapkan event ini terus dikemas lebih baik lagi sehingga menarik perhatian masyarakat maupun wisatawan,” ungkapnya.

Sementara itu menurut Plt Kadis Pariwisata dan kebudayaan Kota Medan,  Pemko Medan tahun 2017 telah mempersiapkan Taman Sri Deli untuk dijadikan pusat souvenir di Kota Medan bekerjasama dengan instansi terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Dinas Koperasi dan UMKM.
                “Insya Allah tahun depan sudah dibangun, saat ini sudah dalam tahap proses lahir. Sedangkan untuk centre kuliner, kita cari di tempat lain. Semoga dengan keberadaan centre souvenir, para wisatawan yang datang mengunjungi Kota Medan dengan mudah mendapat hasil kerajinan tangan khas Kota Medan,” jelas Hasan