MEDAN - Produksi bawang putih di Sumatera Utara (Sumut) hingga kini masih minim sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan lokal. Begitupun, Sumut belum berencana mengembangkan komoditas tersebut. "Pada program yang dirumuskan untuk kinerja Dinas Pertanian tahun 2016, bawang putih belum masuk dalam rencana pengembangan," kata Kepala Sub Bagian Program Dinas Pertanian Sumut, Marino kepada MedanBisnis, Selasa (1/12) di Medan.

Marino menjelaskan, bawang putih tidak masuk dalam prioritas dikarenakan pemerintah pusat pun belum mendorongnya. Untuk hortikultura yang menjadi prioritas antara lain masih diseputaran bawang merah maupun cabai merah. "Yang jadi prioritas pengembangan adalah komoditas yang dianggap penyebab inflasi seperti bawang merah," jelasnya.

Untuk memenuhi kebutuhan bawang putih masyarakat Sumut, kata dia, sebagian besar masih didatangkan dari luar daerah. Pulau Jawa khususunya Jember adalah daerah yang paling banyak mendatangkan bawang putih untuk pasar-pasar di Sumut selain dari impor. Dikatakan Marino, di Sumut hanya ada dua kabupaten yang tercatat sebagai daerah penghasil bawang putih, yakni Kabupaten Simalungun dan Karo. Di mana produksi dari dua daerah itu masih di bawah 5 ton setiap kali panen.

"Untuk luas tanamnya juga masih di bawah 10 hektare. Petani di sana dalam mengembangkan bawang putih masih sebatas selingan saja," pungkasnya.***