MEDAN - Pengamat sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sumatera Utara Agus Suryadi mengatakan, tidak sedikit prostitusi berkedok cafe di pinggiran Kota Medan namun Pemerintah Kota Medan seakan menutup mata. "Kalau prostitusi berkedok cafe bukan persoal baru di Medan. Cafe-cafe di kawasan Jalan Ngumban Surbakti, Medan Selayang, Flamboyan juga melayani seks. Cuma hingga sekarang tidak ada tindakan," ujarnya saat dihubungi, Rabu (2/12/2015).

Selain itu, kata dia, pada umumnya prostitusi berkedok cafe berada di kawasan pinggiran Kota Medan atau daerah yang berbatasan dengan Deliserdang.

"Keberadaannya memang di kawasan pinggiran agar sulit terpantau. Seharusnya Pemko Medan itu melihat bagaimana izinnya, peruntukan cafenya. Jadi sebenarnya Pemko Medan harus tegas," katanya.

Dia menuturkan, selama ini Pemko Medan tidak melakukan upaya-upaya untuk mengurangi pekerja seks komersil. Padahalnya menyebarnya prostitusi yang tidak terdata dapat mempercepat penyebaran HIV/AIDS.

"Seharusnya tindakan yang dilakukan pejabat di Pemko Medan tegas terhadap cafe yang memberikan pelayanan seks kepada tamunya. Padahal ini sangat berbahaya dalam menularkan penyakit HIV/AIDS secara cepat," ujarnya. ***