MEDAN - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan kinerja perekonomian tahun di 2023 patut disyukuri karena membawa Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kinerja ekonomi terbaik di dunia. Hal tersebut diungkapkan Perry Warjiyo dalam Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2023 dengan tema 'Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional' yang ditayangkan secara live streaming di kanal Youtube, Rabu (31/1/2024). 
 
Disebutkannya, laporan perekonomian ini sebagaimana diamanatkan undang-undang, memuat evaluasi kinerja dan kebijakan ekonomi 2023 serta proses arah kebijakan tahun 2024.
 
"Ada tiga pesan yang ingin kami disampaikan. pertama bersyukur atas kinerja kita di 2023, optmis atas prosepek 2024 dan tetap waspada. Kedua, komitmen kami untuk tetap melakukan bauran kebijakan BI yang kami lakukan di 2023 akan diperkuat di 2024. Ketiga komitmen memperkuat koodinasi dan sinergi, kolaborasi," katanya.
 
"Bersyukur Indonesia adalah one of the best economic performance of the world. Insya Allah tahun lalu pertumbuhan kita sekitar 5 persen, inflasi termasuk empat terendah di G20," sambung Perry Warjiyo.
 
Kinerja perekonomian Indonesia yang tangguh juga ditunjukkan dengan inflasi yang terkendali, apresiasi rupiah, kredit perbankan pada 2023 yang tumbuh 10 persen secara tahunan (year on year/yoy), dan akselerasi digitalisasi yang terus berlanjut, jelasnya.
 
Ia juga menyebutkan untuk tahun 2024 pihaknya optimis perekonomian Indonesia akan lebih baik. Dengan pertumbuhan akan lebih sedikit diatas 5%, dan inflasi diproyeksikan terkendali dikisaran 2,5+_1 %. Serta pertumbuhan kredit 10%-12%. Sementara Rupiah juga diyakini akan cenderung menguat.
 
"Rupiah memang sekarang agak naik turun, kami yakin sejak di semester kedua akan apresiasi mengarah kepada fundamentalnya, dan digitalisasi termasuk yang tercepat didunia, " ujarnya. 
 
BI akan memastikan rupiah stabil dan akan cenderung menguat melalui penguatan kebijakan moneter yang pro-stability. BI terus bersinergi dengan pemerintah untuk menjaga inflasi terkendali.
 
Selain itu, BI akan memperkuat kebijakan makroprudensial yang tetap pro-growth. BI juga akan memastikan likuiditas di perbankan lebih dari cukup untuk meningkatkan penyaluran kredit.
 
"Kami akan pastikan likuiditas di perbankan lebih dari cukup sepanjang perbankan juga mau me-Repo-kan surat berharga negara yang dimiliki," ujarnya.