MEDAN - Untuk menyukseskan program mennuju eliminasi Tuberkulosis 2028, Dinas kesehatan Kota Medan menggelar skrining TB dan infeksi laten TB bagi tenaga kesehatan dan kelompok berisiko tinggi, Senin (22/1/2024). Kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas Helvetia itu bekerja sama antara Dinkes Kota Medan, Dinkes Provinsi Sumut, USAID BEBAS TB dan stakeholder kesehatan lainnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinkes Kota Medan, dr Pocut Fatimah Fitri, menerangkan, kegiatan ini adalah menuju eliminasi Sumut 2028.

"Untuk bisa mencapai eleminasi tentu kita harus menemukan sebanyak-banyaknya, siapa yang sakit TB atau tertular TB, kalau dia sakit, bergejala, pemeriksaannya adalah sputum, kita periksa TCM (Tes Cepat Molekuler)," terangnya.

Saat ini, sambung Pocut, pihaknya baru menambah satu lagi mesin TCM, sehingga totalnya ada 11 mesin.

"Kebetulan di Helvetia, karena memang di sini pasiennya cukup banyak dan membutuhkan. Banyak kegiatan yang sangat berkaitan dengan TB juga DM-nya, HIV-nya juga aktif di sini. Jadi di sinilah kita tempatkan satu mesin baru menambah 10 yang sudah ada dari yang sebelumnya. Jadi kalau nggak bergejala, ini yang kita sebut infeksi laten TB," jelasnya.

Menurut Pocut, infeksi laten TB ini sangat mungkin diderita kontak erat dari pasiens atau keluarga atau teman terdekat.

"Jadi bisa jadi dia sudah tertular dari pasien TB ini, tapi belum menunjukkan gejala. Nah dengan pemeriksaan tuberkulin skin test atau TST, bisa kita lihat apakah dia sudah tertular. Ini tak bergejala atau memang tak tertular, karena kalau dia tertular, tak minum obat, kita akan khawatir suatu saat nanti daya tahan tubuhnya menurun, maka akan muncul batuk. Itu yang mau dicegah. Jadi sekarang ini kita ibaratnya nih jemput bola," tandasnya.

Adapun sasaran skrining ini, kata Pocut, orang yang belum bergejala, tapi beresiko, maka akan dilakukan pemeriksaan TST ini.

"Kalau dia ternyata positif TST-nya, dia harus minum obat. Artinya dia sudah tertular, walaupun belum bergejala, tapi kalau dia negatif, berarti dia belum tertular, dia enggak usah minum obat obatnya," sebutnya.

Menurut dia, selain skrining untuk petugas kesehatan, masyarakat berisiko tinggi, pemeriksaan juga dilakukan terhadap orang dengan HIV (ODHIV).

"Orang dengan HIV itu juga merupakan orang yang sangat rentan tertular, itu juga kita datangkan bekerja sama dengan Medan Plus, dengan seluruh klien-kliennya, kita screening. Kalau ODHIV dia harus difoto, karena kalau dia enggak bergejala, bisa jadi dia punya penyakit di paru-parunya, tapi karena penurunan daya tahan tubuh, dia tidak menunjukkan batuk. Padahal dia kemungkinan bisa jadi dia TB, makanya kita foto," urainya.

Di tempat yang sama, Pimpinan Cabang Pembantu Petisah Bank Sumut, Doni Umbara mengatakan, pihaknya mendukung kegiatan screening TB yang dilakukan Dinas kesehatan Medan terhadap penyakit TB dan laten TB.

"Kita berharap, seluruh masyarakat Kota Medan khususnya masyarakat di Kecamatan Medan Helvetia ini bisa selalu diberikan kesehatan, baik itu dari penyakit TB ataupun dari penyakit lainnya. Nanti kita mungkin ada support juga sembako dan nanti mungkin yang berikutnya akan dilakukan di Kecamatan Medan Utara," ujar Doni seusai memberikan sembako secara simbolis kepada perwakilan masyarakat Medan Helvetia.