PALAS - Warga keluhkan akses jalan menuju Desa Ujung Batu V, Kecamatan Hutaraja Tinggi, Kabupaten Padanglawas (Palas) Bagaikan 'kubangan kerbau' berdampak menimbulkan kesulitan arus lalulintas keluar masuk warga. Kondisi jalan yang hancur lebur ini bagaikan kubangan kerbau yang dipenuhi dengan lumpur pasca guyuran hujan. 
 
Akses jalan utama yang rusak parah ini menimbulkan kesulitan bagi warga yang ini masuk menuju desa Trans Pir dan Trans Aliaga Ujung Batu I sampai Ujung Batu V.
 
Kerusakan akses jalan utama sebagai sarana lalulintas warga ini, tidak bisa dilalui kendraan roda empat dan enam karena akan terjebak kedalam lumpur.
 
Ironis lagi, penguna jalan yang melintas dikawasan jalan rusak dipenuhui lumpur ini, dikhawatirkan terjebak ke dalam lumpur dan mengancam keselamatannya.
 
Kerusakan jalan ini berdampak merosotnya prekonomian warga karena tidak bisa memasarkan hasil pertanian dan perkebunan sehingga terpaksa dibiarkan membusuk di lokasi kebun warga.
 
Kepala Desa Ujung Batu V, Supadi, Minggu (14/1/2024) mengeluhkan, kondisi akses jalan lintas utama warga  yang rusak parah tak bisa dilewati kendraan ini.
 
“Setiap harinya sekitar  5000 ton perbulan,  hasil panen perkebunan berupa  Tandan Buah Sawit (TBS) yang memanfaat jalan poros ini untuk membawa keluar hasil panen, akhir ini terpaksa tertunda karena tidak dapat diangkut," ungkap Kepala Desa.
 
Dikatakan, prasarana yang menjadi jalur lalulintas kenderaan mengangkut hasil perkebunan dan pertanian,saat ini tidak dapat dilalui sehingga berdampak mengancam perekonomian warga di desa.
 
"Saya mohon pemerintah kabupaten dan pihak perusahaan yang ada di Kabupaten Palas  memberikan perhatian untuk perbaikan akses jalan ini," harap Supadi.
 
Ia menambahkan, masyarakat telah lelah mengeluh, namun hingga kini belum menemukan titik terang untuk perbaikan akses jalan ini.
 
”Kami berharap pemerintah bisa memberikan perhatian terhadap warga didaerah  pinggiran ini,” ketusnya.
 
Disisi lain, lanjut Supadi, selain berlumpur terdapat sebagian di badan jalan lubang menganga dengan diameter cukup lebar dengan kedalaman yang cukup dalam sehingga cukup menyulitkan pengguna jalan.
 
 
Lebih parahnya lagi sambungnya, ketika diguyur hujan. Ruas jalan yang seyogyanya menjadi akses utama masyarakat berubah menjadi kubangan kerbau yang dipenuhui lumpur bagaikan bubur.
 
Salah seorang warga Ujung Batu V, Eros mengaku sering terperosok ketika mengangkut hasil perkebunan. Soalnya, jalan sulit dilalui kenderaan. Sehingga kenderaan sering mengalami kerusakan.
 
“Akibat jalan yang rusak parah ini, biaya angkut semakin besar, yang menimbulkan dampak kesulit ekonomi warga," bebernya.
 
Ia menambahkan, setiap mengangkut hasil panen perkebunan harus mengeluarkan ongkos lebih besar. Selain itu, ditambah kerusakan truk juga penuh resiko karena terjebak kedalam lumpur yang cukup dalam.
 
"Saat ini, hasil panen sawit terpaksa dijual murah karena kondisi jalannya rusak. Kalau kita langsir keluar ongkosnya lebih besar," ungkapnya.
 
Menurutnya, kalau dihitung-hitung besar biaya angkut, tidak cukup lagi untuk biaya perawatan dan pembelian pupuk untuk tanaman sawit.
 
Eros  berharap, pemerintah tergerak hatinya untuk membantu masyarakat menyelesaikan persoalan jalan ini yang menjadi  dikeluhkan warga.
 
Ditambahkan, sumber pendapatan warga,  sebagian besar dari hasil perkebunan dan pertanian. Termasuk hasil  kebun sawit, karet dan lainnya.
Sehingga beberapa pekan belakangan ini,  perekomian warga makin sulit dan terjepit. 
 
Sudah lebih 1 bulan belakangan ini, Kondisi jalan yang rusak parah membuat mata pencarian masyarakat lumpuh, ujarnya.
 
”Harapan kami, jalan poros ini dapat diperbaiki sehingga bisa dimanfaatkan untuk lalulintas mengangkut hasil perkebunan dan pertanian. Inilah harapan kami,"tutupnya.