PALAS - Putusnya jembatan gantung antar desa sebagai jembatan akses penghubung lalu lintas warga keluar membawa hasil produksi panen perkebunan dan pertanian akhirnya terkendala. Putus jembatan gantung sebagai satu -satu akses penyeberangan keluar masuk warga menuju perkebunan dan pertanian di Desa Gunung Manaon, Kecamatan Huristak, Kabupaten Padanglawas (Palas) cukup berdampak menghambat prekonomian masyarakat karena hasil panen para petani tidak bisa diangkut keluar untuk dijual.
 
Jembatan gantung ini,selain akses keluar masuk warga ke kebun juga merupakan akses penghubung antara Desa Gunung Manaon dengan Binuang (anak desa Binanga Tolu).
 
Salah seorang petani yang juga warga Desa Gunung Manaon, Mansur Harahap mengeluhkan, putusnya jembatan gantung ini cukup berdampak merosot ekonomi pendapatan masyarakat karena tidak bisa membawa keluar hasil produksi panen dari lokasi kebun.
 
Dikatakan, jembatan gantung  tersebut putus pada Senin 08 Januari 2024 pada pukul 03.00 dinihari akibat dihantam arus banjir sungai yang meluap karena entensitas hujan yang cukup tinggi saat ini.
 
“Kita bingung mau ngangkut hasil panen perkebunan dan pertanian.Karena jembatan gantung ini merupakan satu -satu akses lalu lintas mengangkut hasil produksi panen," kata Mansur Harahap (54) warga Desa Gunung Manaon, Kecamatan Huristak, Sabtu (13/1/2024).
 
Senada dengan Mansur, salah seorang warga,Ahmad berharap perhatian Pemda Palas untuk melakukan perbaikan jembatan gantung untuk mendukung kelancaran akses mengangkut hasil produksi panen yang menjadi sumber pendapatan masyarakat.
 
Sementara itu, Kepala Desa Gunung Manaon, Ali Sahbana Hasibuan mengatakan, putusnya jembatan gantung berakibat lumpuhnya akses lalu lintas warga mengangkut hasil produksi pertanian dan perkebunan.
 
“Jembatan gantung ini putus, karena tergerus air sungai yang meluap karena tingginya intensitas hujan yang melanda daerah Kabupaten Palas saat ini," tandasnya.