PALAS - Momen pemilu juga menjadi berkah bagi kalangan emak-emak di Kabupaten Padanglawas (Palas) ketiban rezeki jadi pelipat kertas surat suara Pemilu 2024 di KPU Palas. Kalangan ibu-ibu rumah tangga (IRT) nyambil sebagai petugas pelipat kertas suara pemilu untuk menerima upah pelipatan dari kegiatan yang dilakukan digudang KPU Palas.

Kegiatan pelipatan kertas suara pemilu yang berlangsung beberapa hari ini di gudang logistik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Palas didominasi oleh kalangan ibu-ibu rumah tangga.

Pantauan Go Sumut, Kamis (11/1/2024) di gudang logistik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Palas, terlihat ratusan orang melipat surat suara pemilu. Dari 140 petugas pelipat suara itu, 80 persen adalah emak-emak.

Saat melipat surat suara, mereka membentuk sebuah kelompok. Dalam setiap kelompok beranggotakan 5 sampai dengan 10 orang.

Tampak mereka bersemangat melipat surat suara, sesekali mereka bercerita tentang banyak hal. Lalu tertawa karena kelucuan, membuat riuh susana di gudang logistik KPU tersebut.

Di sela-sela melipat kertas surat suara, terkadang mereka juga bersenda gurau. Mereka juga sesekali menghitung berapa surat suara yang berhasil dilipat. Pasalnya, pendapatan mereka, tergantung jumlah surat suara yang berhasil dilipat.

Sekretaris KPU Palas, Syafyar mengatakan, emak-emak itu mendapatkan upah Rp 200 per surat suara DPRD kabupaten, DPRD provinsi, DPR RI. Sedangkan untuk surat suara Pilpres, mereka mendapaan Rp 150 per surat suara.

Salah seorang ibu rumah tangga, Marita Nasution mengaku, senang bisa bekerja sebagai pelipat surat suara. Menurutnya, pekerjaan tersebut dapat mengisi waktu luangnya yang sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.

"Sewaktu diminta untuk melipat surat suara, ya mau saja, lagian sudah setiap pemilu jadi pelipat surat suara. Daripada dirumah enggak ada kegiatan, lumayan buat tambahan," ujarnya

Warga Lingkungan VI, Kelurahan Pasar sibuhuan ini mengaku, sudah beberapa kali menjadi petugas pelipat surat suara. Bahkan di pemilu sebelumnya ia berujar kalau mendapat upah Rp 1 jutaan saat melakukan pelipatan surat suara.

Marita mengaku,sangat beryukur mereka dilibatkan dalam pelipatan surat suara tersebut. Pekerjaan pelipatan suara ini bisa menjadi sampingan sebagai ibu rumah tangga.

“Sangat beryukur, bisa jadi tambahan penghasilan. Pagi sampai sore di gudang KPU. Lumayan, sehari bisa dapat Rp 200 ribu, kalau bisa selamanya ada kerjaan seperti ini,” tuturnya.

Kalangan ibu-ibu lain yang kebagian rezeki adalah Putri Sinaga. Ia mengaku, baru pertama kali melipat surat suara. Dengan adanya kerja pelipat kertas suara seperti ini dapat mengisi waktu luang karena saat ini kerjaan sedang sepi sebagai tukang jahit pakaian dirumahnya.

“Saya kan tukang jahit pakaian. Ini pas kerjaan lagi sepi. Jadi saya coba jadi petugas pelipat surat suara, ternyata hasilnya lumayan,” tandasnya.