MADINA - Para santri pesantren Mustofawiyah Purba Baru, Kecamatan Lembah Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina, bersama dengan warga mulai membersihkan puing-puing material pandok mereka sehabis diterjang banjir akibat luapan sungai Aek Singolot malam kemaren.


Banjir yang menerjang pondok - pondok santri pesantren itu diketahui terjadi pada Rabu malam kemaren. Air yang meluap hingga mencapai kawasan pondok dan menyapu sedikitnya 36 unit pondok, dan merusak dua unit rumah warga.

Dan diketahui sungai Aek Singolot itu merupakan sungai yang mengalir dari kawasan Kecamatan Panyabungan Selatan dan bermuara ke Sungai Batang Gadis.

Di kawasan Desa Purba Baru, di antara sungai ini ada banjar-banjar pemondokan dan asrama santri Pondok Pesantren Musthofawiyah.

Atas peristiwa itu tidak ada korban jiwa, namun satu orang santri sempat terseret dan mengalami luka-luka. Kemudian dua unit rumah yang rusak berat merupakan rumah yang ditinggali dan milik keluarga Lokot Toguan dan Imran. Dan kini sebanyak 18 kepala keluarga lainnya terpaksa mengungsi.

Bupati Madina Muhammad Jafar Sukhairi Nasution dan Ketua DPRD Madina Erwin Efendi Lubis bersama OPD lainnya juga diketahui sudah meninjau lokasi kejadian tersebut pada Kamis (21/12/2023).

Selain banjir Aek Singolot Desa Purba Baru, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madina juga merilis data bencana alam banjir, longsor dan pohon tumbang pada hari yang sama. Diantranya ada tiga kecamatan yang dilanda hujan lebat, yakni Panyabungan Selatan, Lembah Sorik Marapi dan Puncak Sorik Marapi. Dan kondisi itu menimbulkan tanah longsor dan pohon tumbang serta banjir di beberapa titik.

Sementara itu, Komandan Pos Badan Nasional Perncarian dan Pertolongan (Basarnas) Madina Muhammad Rizal Rangkuti melaporkan, akibat banjir yang melanda kawasan Purba Baru. Ada 36 unit pondok yang hanyut, dan dua rumah rusak.

"Untuk saat ini sudah aman dan sudah surut. Untuk dampak banjir tersebut 36 unit pondok santri terbawa arus sungai air Singolot dan 2 unit rumah rusak akibat banjir tersebut. Untuk korban jiwa tidak ada. Korban luka satu orang. Atasnama Nur Rahmat Hidayat (17) kelas tujuh, (santri) asal Desa Sungai Rumbai Timur. Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumbar. Dan sudah ditangani oleh Rumah Sakit Umum Panyabungan," terang BPBD dalam laporannya.

Lalu dengan kondisi terkini, tampak juga adanya abrasi yang juga akan membuat kawasan permukiman dan pondok pesantren itu semakin terancam, yang disebabkan aliran Sungai Aek Singolot sekarang berpindah dan semakin melebar pasca banjir.

Warga pun berharap, Pemerintah Daerah segera membuat dek pengaman agar kemungkinan abrasi tidak semakin melebar dan mengamcam permukiman dan bangunan pesantren hingga ke badan jalan lintas Medan-Padang.

"Supaya secepatnya dinormalisasi memindahkan kembali aliran sungai ke jalur asal," harap warga.