MEDAN - Terkait adanya penemuan lima mayat di kampus UNPRI Medan di Jalan Sampul Ayahanda Medan, Kuasa Hukum yang sampai saat ini masih menangani mahasiswa yang menjadi korban sanksi Drop Out dan Skorsing dari Unpri meminta aparat kepolisian bersikap profesional.

Kuasa Hukum korban UNPRI Makmur Sardion Malau SH menegaskan, kampus Unpri sudah berkali-kali melakukan pelanggaran. Kali ini soal mayat yang ada di dalam kampus yang ditemukan melalui video tersebar di grup-grup Whatsapp.

Menurutnya, mayat ada di dalam kampus adalah hal yang mengerikan. Apalagi kalau sampai disimpan berhari-hari. Ada aturan-aturan yang berlaku terkait penggunaan mayat apabila memang benar mayat yang ditemukan adalah cadaver atau yang tidak memiliki identitas.

“Kali ini kepolisian harus bertindak tegaslah, kasus kami saja sampai sekarang sangat lambat berjalan. Korban sudah mengeluhkan betapa mereka harus menjerit sana-sini untuk mendapatkan keadilan. Apalagi kasus seperti ini, polisi bersikaplah profesional,” jelas Makmur Sardion Malau kepada Gosumut.com, Rabu (13/12/2023).

Pria yang akrab dipanggil Dion ini menilai, video klarifikasi para mahasiswa yang mengatakan mayat dalam video sebelumnya adalah boneka justru menjadi boomerang untuk mereka. Faktanya, polisi sudah menemukan mayat di lantai yang berbeda namun di kampus yang sama.

Faktanya juga, ketika polisi datang ke lokasi box biru beserta mayatnya sudah dibersihkan. “Ada apa ini semua? Itu mahasiswa juga lihat saja dari videonya, seperti sudah ada yang mengarahkan, mereka mukanya tertekan semua itu,” ujarnya.

Walau begitu, Dion mengaku paham dengan sikap mahasiswa yang membantah penemuan mayat itu. Seperti halnya dalam kasus-kasus lainnya, mahasiswa Unpri yang menjadi korban kebijakan yang melanggar di Unpri seringkali mendapatkan tekanan yang luar biasa.

“Ini korban Unpri sebelumnya yang masih saya dampingi sampai sekarang sudah berkali-kali mendapatkan tekanan, sanksi skorsing dan DO saja sudah merupakan tekanan bagi mahasiswa. Ya kita pahamlah kenapa enam mahasiswa dalam video klarifikasi itu ngomong begitu,” ucapnya.

Walau begitu, Dion menawarkan bantuan hukum kepada mahasiswa dalam video klarifikasi tersebut apabila ada tekanan-tekanan yang dilakukan pihak lain terkait kasus penemuan mayat tersebut secara gratis.

“Saya selalu membela mahasiswa yang mendapatkan tekanan dari pihak manapun khususnya kampus. Dalam kasus ini, silahkan adik-adik mahasiswa yang mendapatkan tekanan dari kasus mayat ini menghubungi saya. Saya akan dampingi secara hukum,” tandasnya.*