MEDAN - Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Hassanudin menyebutkan ada tiga aspek yang mampu mendorong Bank Pembangunan Daerah (BPD) agar dapat meningkatkan daya saing. Ketiga aspek tersebut adalah modal, digitalisasi, dan leadership. Hal tersebut disampaikan Pj Gubernur Hassanudin saat membuka Seminar dan Musyawarah Nasional Forum Komunikasi Dewan Komisaris (FKDK) BPD Seluruh Indonesia (SI) di Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention, Jalan Kapten Maulana Lubis, Medan, Kamis (7/12/2023).

"Secara fundamental, perlu perkuatan, paling tidak di tiga aspek, yakni memperkuat permodalan, memperkuat kapabilitas terutama dalam penerapan teknologi digitalisasi, serta memperkuat kapabilitas leadership," katanya.

Pj Gubernur menjelaskan, dari sisi permodalan, sudah saatnya BPD tidak hanya mengandalkan penyertaan modal dari pemerintah daerah. BPD diharapkan dapat menghimpun dana pihak ketiga (DPK), salah satunya dari tabungan yang berbiaya murah, yang akan mendorong bank semakin efesien dan kompetitif.

"Data menunjukkan bahwa per September 2023, pertumbuhan dana pihak ketiga yang dapat dihimpun bank pembangunan daerah yakni 2,1%. Pemupukan modal menjadi hal inti dalam bisnis perbankan," katanya.

Pj Gubernur melanjutkan, BPD memiliki jaringan dan kedekatan dengan masyarakat. Jadi apabila hubungan emosional dapat dibangun dengan baik, dengan membangun kecintaan terhadap bank daerah, serta meningkatkan pelayanan yang prima bagi nasabah, BPD diyakini akan dapat memberikan kepercayaan dan loyalitas yang tinggi.

Karena itu, menurutnya, pemerintah daerah sebagai pemegang saham mendorong agar BPD lebih aktif untuk menghimpun dana dari masyarakat luas. Di era saat ini, dengan kemajuan teknologi informasi, juga mengharuskan perbankan melakukan riset kembali kepada produk dan layanan yang baru, cara kerja baru, model bisnis yang baru, dengan penggunaan teknologi yang baru.

"Apabila kita terlambat melakukan transformasi digital, kita dianggap tidak relevan dan akan ditinggalkan oleh nasabah. Kunci suksesnya transformasi digital, bukan tergantung pada kecanggihan teknologi atau kekuatan finansial, namun terletak pada perubahan mindset segenap pemangku kepentingan untuk memiliki digital mind set. Digital mind set bukan sekadar proses komputerisasi, tapi kemampuan segenap manajemen dan jajarannya untuk kreatif, berinovasi dalam menciptakan value bagi nasabah yang murah, cepat, aman dan nyaman serta handal," terangnya.

Selain itu, aspek kepemimpinan dianggap penting agar BPD mampu berdaya saing dengan bank nasional. Menurutnya, dengan kepemimpinan yang transformatif dan kepemimpinan yang situasional menjadi kunci sukses BPD dalam menghadapi lingkungan bisnis saat ini.

Bank daerah, katanya, juga harus mampu melihat peluang ekonomi daerah untuk bisa tumbuh, terutama bagaimana menopang kredit pada sektor produktif. Seperti penyaluran kredit untuk UMKM, pertanian, pariwisata.

Sebelumnya, Komisaris Utama PT Bank Sumut Afifi Lubis menyampaikan, pelaksanaan musyawarah dan seminar nasional FKDK yang diselenggarakan di Sumut, tidak hanya merupakan ajang silaturahmi, namun juga menjadi wadah bagi dewan komisaris memberikan kontribusi nyata meningkatkan peran BPD dalam dunia perbankan.

FKDK juga diharapkan dapat menjadi wadah bagi para anggotanya untuk mengembangkan profesi dan organisasi, berkomunikasi, bertukar pikiran dan pengalaman secara kelembagaan, serta hal-hal yang berkaitan9 dengan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan

“FKDK seluruh Indonesia berharap, dengan penyelenggaraan acara ini dapat mendorong eksistensi BPD di Indonesia, sebagai salah satu agen pembangunan dan mitra pemerintah daerah untuk menggerakkan sektor perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Hadir di antaranya Ketua FKDK BPD Seluruh Indonesia Farid Rahma, Kepala BKAD Sumut Ismael P Sinaga, Inspektur Provinsi Sumut Lasro Marbun, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Agus Tripriyono, dan seluruh komite perbankan. *