LANGKAT - Banjir Sei Bekail Kecamatan Bahorok yang terjadi Senin (13/11/2023) sekira pukul 23.00 WIB menyebabkan jembatan permanen Batu Katak ikut terseret. Akibatnya jembatan penghubung Desa Batu Jongjong dengan Desa Ujung Bandar terputus total. Lahan pertanian warga disepanjang jalur sungai ikut rusak akibat abrasi dan tergerus.
 
Tingginya curah hujan dibagian Hulu kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) diduga kuat faktor penyebab terjadinya banjir.
 
Namun banjir besar Sei Bekail  juga dibarengi kayu dari berbagai jenis. Diperkirakan ribuan ton kubik kayu terseret aliran sungai. Terlihat tumpukan kayu berukuran aneka tertumpuk dilahan warga pasca banjir.
 
Berkaitan itu Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) melalui  kepala seksi (kasi) Stasiun Pengamatan Taman Nasional (SPTN) wilayah V Bukit Lawang , Melda dikonfirmasi melalui selulernya, Selasa (14/11/2023) malam menjelaskan kawasan TNGL  awalnya di bagian hulu ada sebagian kecil lahan  yang terokupasi.
 
Lahan dimaksud menjadi lahan pertanian perkebunan masyarakat, namun sebagian besar lahan pertanian itu telah mengalami restorasi secara alami. 
 
Tetapi sebagian kecil masih berbentuk kebun karet namun begitu sudah hampir seluruh kawasan hutan berfungsi produksi menjadi buffer zone urai Melda.
 
Akibat kawasan hutan terokupasi sehingga fungsi hutan menjaga sirkulasi air dengan baik tidak optimal dibagian hulu akibatnya  kejadian banjir seperti  saat secara periodik pasti akan terjadi bebernya.
 
"Kita berharap hutan yang tersisa dapat dijaga dengan baik oleh semua pihak serta hutan yang terokupasi dapat dipulihkan ke alam semula," ujarnya.
 
Penuturan Melda, untuk bencana kali ini pihak BBTNGL akan menggalang bantuan menugaskan tim untuk  membantu warga yang terkena dampak banjir.
 
Ia juga menegaskan sejauh ini berdasarkan pengamatan dan kajian awal meski banjir dibarengi kayu ikut terseret  namun belum  terindikasi adanya perlakuan illegal logging di daerah hulu.