MADINA - Ikatan Persatuan Abituren Santri (IPAS) Kabupaten Madina bekerjasama dengan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) menggelar Tabligh Akbar sekaligus peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H, di halaman pondok pesantren Darul Tahuid Jambur Padang Matinggi, Kecamatan Panyabungan Utara, Sabtu (7/10/2023). Acara tersebut menghadirkan penceramah Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, Abuya Profesor Doktor H Salmadanis. 

Dalam kegiatan hadir Ketua Pimpinan Pusat IPAS, Muhammad Azwar Nasution bersama jajaran pengurus IPAS Kabupaten Madina.  Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah Drs Muhammad Syarfi MM. Camat Panyabungan Utara Ahmad Fadhlan Lubis, mewakili Bupati Madina, mewakil Kapolres dan Danramil serta ribuan masyarakat dari berbagai desa di Kabupaten Madina.

Ketua Pimpinan Pusat IPAS, Muhammad Azwar Nasution dalam sambutannya mengatakan kegiatan Tabligh Akbar sekaligus peringatan Maulid Nabi digelar untuk bertujuan meningkatkan ukhuwah islamiyah dan mempererat tali silaturrahmi. 

Azwar juga menyampaikan IPAS akan terus berupaya melalui progam-programnya melakukan kegiatan menyiarkan syiar-syiar keagamaan. Hal ini kata dia, untuk menunjukan Ikon Kabupaten Madina Kota Santri dan Serambi Mekkah-nya Sumatera Utara. 

Selain itu, Azwar pun berharap dan mendukung berdirinya Universitas Ma'had Aly di Kabupaten Madina. 

"Di sini hadir pimpinan Perti, tentu kita berharap dan mendukung Universitas Ma'had Aly dibangun. Universitas Ma'had Aly ini adalah sambungan dari alumni-alumni pesantren yang ada di Kabupaten Madina. Kerena kalau ke Timur Tengah kita butuh biaya yang sangat besar," harapnya.

"Kalau kata buya tadi sudah siap, Alhamdulillah kita siap juga mencari lahan dan tempat untuk mendirikan Universitas Ma'had Aly," tuturnya. 

Sementara, Ketua Pimpinan Pusat Perti Muhamad Syarfi yang juga pernah menjabat sebagai Walikota Sibolga dua periode mengungkapkan awalnya terkait mendirikan Universitas Ma'had Aly di Kabupaten Madina hanya sebatas ide yang disampaikan melalui IPAS. 

Namun, Syarfi mengaku ide itu akan diupayakan untuk menindaklanjutinya. 

"Tadi sebetulnya ide itu tiba-tiba dari beliau (Ketua IPAS). Jadi secara serius saya akan ikut mengurusi izin dan membawa para 'aghonia'  kesini untuk peletakan batu pertamanya serta mencari dananya," ungkapanya. 

"Saya tidak punya duit, tapi mungkin keikhlasan hamba-hamba Allah pasti akan memberikan bantuan," tambahnya. 

Sedangkan, Abuya Profesor Doktor H Salmadanis dalam ceramahnya antara lain mengajak ribuan masyarakat untuk terus mengumandangkan sholawat kepada nabi Muhammad SAW. 

Dosen Filsafat ini juga menyampaikan terkait pemahaman adanya menyebut memperingati maulid nabi dengan istilah bid'ah, menurutnya itu merupakan sebuah kekeliruan. 

Ia pun mengingatkan saat ini hanya madrasah dan pondok pesantren yang masih terus menyuarakan maulid nabi. Sementara yang lainnya hampir melupakan terhadap peringatan sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW. 

"Benarkah secara akademis kita memperingati yang dimuliakan oleh Allah dan diagungkan oleh Allah hukumnya bid'ah? Saya memperjelas kepada masyarakat dan kembali merasakan cinta dan rindu kepada rasululloh. Karena madrasah-madrasah dan pondok pesantren lah yang menyuarakan maulid nabi. Sementara yang lain hampir terlupakan sejarah Nabi Muhammad SAW," katanya. 

"Maka saya hadir ke berbagai daerah di Indonesia ini untuk merevitalisasi pemahaman yang keliru menjadi idealis, sesuai dengan kecintaan dan kerinduan kita kepada Nabi Muhammad SAW," imbuhnya.