MADINA - Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Taufik Zulhandra merespon keluhan warga terkait tingginya harga beras pasar murah yang digelar baru-baru di Pasar Lama, Kecamatan Panyabungan. Keluhan warga itu karena harga beras murah yang digelar oleh pemerintah daerah melalui Dinas Ketahanan Pangan bekerjasama dengan Bulog dan Badan Pangan Nasional, tidak sebanding dengan harga di pasaran.
 
Sebab, beras murah yang disediakan pemerintah daerah kali ini jenis medium dengan kemasan 5 kg dengan harga Rp 57.000, atau Rp 11.400 per kg. Sementara harga beras dipasaran untuk saat ini ialah sebesar Rp 15.000  perkg.
 
Kemudian operasi pasar beras murah yang pernah digelar pada bulan sebelumnya dengan jenis yang sama dan kemasan 5 kilogram. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Madina masih membandrol harga Rp 49.000. Lalu naik sebesar Rp 8.000 menjadi Rp 57.000.
 
Merespon hal itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Madina Taufik Zulhandra mengatakan harga penjualan beras yang digelar oleh pemerintah bekerjasama dengan Bulog memang naik. Hal itu, kata Taufik mengacu pada peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023 Tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras.
 
Taufik menyampaikan bahwa harga penjualan beras murah yang baru saja digelar pemerintah Kabupaten Madina tersebut sudah berada dibawah harga eceran tertinggi (HET).
 
"Justru yang kita buat ini sudah berada dibawah harga eceran tertinggi, kita jual Rp 11.400 kg, sedangkan harga eceran tertinggi dari surat edaran Badan Pangan Nasional sebesar Rp 11,500 kg," ujarnya.
 
"Dan sesuai surat  Badan Pangan Nasional no. 187. TS. 02.K.8.2023 , 29 AGUSTUS 2023 tentang HET beras SPHP, terhitung mulai  pada 1 September 2023 harga penjulan pada tingkat konsumen sudah mulai di berlakukan," kata Taufik, Sabtu (23/9/2023).
 
Menurutnya, tingginya harga beras yang sekerang ini. Hal itu diakibatkan turunnya volume pasokan gabah dari petani tiap tahunnya. Sehingga produski beras menjadi berkurang.
 
"Untuk di Mandailing Natal saja sama sama kita ketahui karena beberapa saluran irigasi tidak berfugsi normal sehingga berdampak pada piningkatan hasil panen para petani," ujarnya.
 
"Sedangkan kalau gambaran umumnya harga beras melambung karena dari pada dampak el-nino tersebut sehingga lahan pertanian apalagi di daerah Jawa banyak yang kekeringan," tutup Taufik.