JAKARTA – Smartfren Business berkolaborasi dengan Telkomsat, salah satu anak usaha Telkom Group, untuk mengembangkan produk solusi teknologi berbasis satelit untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang berada di wilayah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T) di Indonesia. Solusi tersebut dirancang dengan memanfaatkan satelit non-geostasioner milik Starlink yang beroperasi di orbit rendah (LEO). Telekomunikasi berbasis satelit ini melengkapi portofolio teknologi yang ditawarkan Smartfren Business untuk perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah yang belum terjangkau infrastruktur telekomunikasi lain.

Beberapa pelanggan Smartfren Business yang telah memanfaatkannya antara lain perusahaan perkebunan atau pertambangan yang beroperasi di Papua, Kalimantan, serta wilayah lainnya.

"Kami melihat ada banyak permintaan konektivitas oleh industri yang beroperasi di wilayah 3T, namun saat ini permintaan itu tidak dapat dipenuhi dengan konektivitas berbasis serat optik," ujar Chief Enterprises Business Officer Smartfren Business, Alim Gunadi dalam siaran persnya, Jumat (15/9/2023).

Sehingga lanjutnya, Smartfren Business kemudian berkolaborasi dengan Telkomsat untuk memanfaatkan konektivitas satelit milik Starlink dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

"Harapannya konektivitas satelit yang dikombinasikan dengan berbagai solusi milik Smartfren Business dapat membuka peluang untuk meraih pangsa pasar di sana," imbuhnya.

Starlink dapat memberikan konektivitas dengan latensi yang lebih rendah, sehingga pengalaman komunikasi pun menjadi lebih mulus. Sebagai ilustrasi, bila menggunakan teknologi VSAT bisa memberikan latensi 700-600 ms maka Starlink bisa memberikan latensi yang stabil di bawah 100 ms.