TOBA - Empat marga Keturunan Raja Sonak Malela di tahun 2023 menggelar pesta Jubileum 50 Tahun Monumen Pusaka Naga Baling Raja Sonak Malela di Lapangan Sisingamangaraja XII Balige Kabupaten Toba Sumatera Utara Feniu F1H2O, Sumatera Utara pada Minggu, (3/9/2023). Sebagaimana diketahui Raja Sonak Malela memiliki 4 anak dari Istrinya boru Pasaribu anak Pertama (Sulung) Raja Simangunsong, Raja Marpaung, Raja Napitupulu dan Raja Pardede. 
 
Dalam pesta Jubileum 50 tahun yang digelar keturuan (pomparan) Raja Sonak Malela juga diundang turut hadir keturunan (Pomparan) dari abang kandungnya Tuan Somanimbil, Tuan Sihubil dan Tuan Dibangarna. 
 
Turut hadir juga tulang atau hula-hula (marga yang melahirkan keturunan Raja Sonak Malela) Marga Pasaribu sebagai pemilik putri dari istri Raja Sonak Malela.
 
Pesta Jubilum 50 Tahun Monumen Pusaka Naga Baling Raja Sonak Malela, digelar bertujuan untuk mempererat hubungan kekerabatan kekeluargaan seluruh keturunan Raja Sonak Malela yang sekaligus dirangkai dengan deklarasi pembentukan Punguan Pomparan Raja Sonak Malela yang direncanakan berkantor pusat di Balige Kabupaten Toba Prov.Sumut. 
 
Ketua Umum Punguan Pomparan Raja Marpaung Indonesia & Dunia (Marboni) Kapler Marpaung mengatakan Jubileum 50 Tahun Monumen Pusaka Naga Baling Raja Sonak Malela bertujuan untuk mengenang leluhur mereka Raja Sonak Malela serta mengenang kembali akan ajaran nasihat dan amanahnya kepada keempat anak dan keturunannya (pomparannya) Simangunsong, Marpaung, Napitupulu da Pardede.
 
"Jubileum 50 Tahun, di tahun 2023 ini untuk mengenang kembali opung kami Raja Sonak Malela atas bimbingannya dan ajaran-ajaran dan petuahnya kepada para anaknya yaitu Raja Simangunsong, Raja Marpaung, Raja Napitupulu dan Raja Pardede," katanya kepada wartawan. 
 
Adapun Tona atau pesan yang disampaikan Raja Sonak Malela kepada para keturunannya agar empat marga bersaudara itu saling mengasihi. 
 
"Pesan atau Tona Raja Sonakmalela yaitu 'sisada roha, sisada lulu anak sisada lulu boru, sisada lulu tano sisada lulu tahi/pakkilalaan, anak naso jadi masibola bolaan, boru naso jadi masitindian, sada songon daion aek unang mardua songon daion tuak," lanjutnya.
 
Pesan ini lanjutnya, salah satu latar belakang dibangunnya Monumen Pusaka Padan ni Raja Sonak Malela yang diberi nama Bintatar Nagabaling di Balige yang dibangun pada tahun 1970 lalu. Pembangunannya digagas salah seorang keturunannya, Dr.TD Pardede, pengusaha sukses di masa hayatnya pemilik usaha Pardede Textil dan Pardede Hotel di Medan yang diresmikan di bulan Agustus tahun 1973.
 
Dan menurut sejarah pembangunannya seluruh ukiran patung yang ada dimonumen Pusaka Bintatar Naga Baling Raja Sonak Malela adalah gambaran berbagai pekerjaan dari seluruh keturunannya dari 4 anaknya (Simangunsong, Marpaung, Napotupulu dan Pardede). Serta kisah persebaran keturunannya ke berbagai pelosok daerah di pulau Sumatera.
 
Untuk mengukir itu semua dalam pembangunannya mendatangkan pematung/pemahat dari Bali yang bernama Sekar Gunung. 
 
"Jadi pesta Jubileum 50 Tahun ini adalah untuk mengenang usia monumen ini setelah diresmikan berumur 50 tahun," tambah Kepler.
 
Ia pun berharap melalui momen pesta Jubileum 50 Tahun Monumen Pusaka Bintatar Naga Baling Raja Sonak Malela, seluruh keturunan (Pomparan) Raja Sonak Malela kembali merenungi dan menjalankan amanah (Tona) Raja Sonak Malela kepada seluruh keturunanya.
 
Terlebih saat ini banyak keturunan Raja Sonak Malela yang telah sukses baik dalam kehidupan sosial maupun pendidikan, pangakt dan jabatan di NKRI hingga ke luar negeri. 
 
"Oleh karena itu momentum pesta jubileum ini menjadi semacam refreshment agar jangan lupa untuk saling mengasihi dan menghormati, saling tolong-menolong dan saling memaafkan serta terus menjaga persatuan dan kesatuan agar perannya juga nyata di dalam pembangunan bangsa dan negara," pungkasnya.