Medan - Mantan senator asal Sumatera Utara (Sumut), Parlindungan Purba SH MM mengajak para pengelola dan para pendidik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Sumut agar menerapkan program kewirausahaan di masing-masing sekolahnya. "SMK disini saya lihat bagus-bagus, mungkin kita bisa usul program kewirausahaan masuk menjadi program nasional dipelajari di SMK-SMK," kata Parlindungan saat berdialog dengan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sumut melalui Kabid SMK, Suhendi di Kampung Beasiswa Disdik Sumut disaksikan para kepala sekolah, guru dan siswa SMK, Selasa (27/6/2023).

Dikatakan Parlindungan Purba yang pernah duduk di keanggotaan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) periode tahun 2009-2014 tersebut, program kewirausahaan mengajarkan kepada siswa perihal pembukuan laba- rugi,"Dan, bagaimana balik modal, itu yang penting sebenarnya," tukasnya.

Parlin berharap program kewirausahaan ini sudah dipelajari sejak kelas 1 (satu). Sehingga SMK mampu menghasilkan produk unggulan ke jenjang pekerjaan.

"Intinya, SMK itu kerja, kalau bisa sambil belajar dia kerja. Wah itu yang kita inginkan," katanya.

Kabid, SMK Disdik Sumut, Suhendi, mengatakan, program kewirausahaan sesungguhnya menjadi bahagian yang melekat pada satuan pendidikan menengah. Jadi, di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program kewirausahaan menjadi suatu keharusan.

Tidak hanya itu, satu diantara kompetensi kepala sekolah tersebut, kata Suhendi, adalah kompetensi kewirausahaan. Jadi, di sekolah menengah manapun baik SMP, SMA, SMK terutama di tingkat SMA dan SMK jajaran pendidikan menengah harus memiliki kompetensi kewirausahaan.

"Jadi, kalau kemudian itu menjadi sebuah program, barangkali ini bisa lebih cepat," sahutnya.

Sementara, Handito Juwono, Direktur atau kepala sekolah ekspor mengaku ikut terlibat dalam penetapan gerakan kewirausahaan, sebagai ketua.

"Itu dilakukan pada 2 Februari 2011, saya menjadi ketua bersama dengan Menteri Koperasi dalam rangkaian gerakan kewirausahaan," sebutnya.

Diakui Handito, gerakan tersebut mendorong sejumlah pihak terutama dari kalangan sekolah, kampus dan selanjutnya menyebar di masyarakat.

"Syukurlah setelah 5 tahun, tekad untuk mencetak 5 juta Kewirausahaan baru terlampaui," tutupnya.