SIBOLGA - Pemko Sibolga menyalurkan bantuan pangan penurunan stunting dan pengentasan daerah rawan pangan, dan untuk Kota Sibolga tercatat sebanyak 1241 keluarga beresiko stunting yang menerima bantuan program pemerintah tersebut. Penyaluran bantuan pangan berupa telur dan daging untuk penurunan stunting dan pengentasan daerah rawan pangan untuk kota sibolga itu dilakukan di halaman kantor pos Sibolga, Selasa (15/5/2023).

Ketua pengendalian dan penanganan stunting di kota Sibolga yang juga Wakil Walikota Sibolga, Pantas Lumbantobing menjelaskan, saat ini Pemerintah Kota Sibolga berhasil menurunkan jumlah angka keluarga berisiko stunting, tercatat kini keluarga dengan resiko stunting di kota sibolga sebanyak 6000 keluarga dari sebelumnya mencapai angka 8000 keluarga.

”Artinya ada sekitar 2000 keluarga berisiko stunting yang berhasil kita ubah statusnya,”ungkapnya.

Wakil Walikota Sibolga menerangkan, data secara Nasional berdasarkan survei status gizi Indonesia dan Propinsi Sumatera Utara stunting di kota Sibolga hanya mencapai 11 persen dan hal itu sudah sangat jauh dari data yang dikeluarkan survei status gizi Indonesia dan Propinsi Sumatera Utara sebesar 25 persen maupun target pencapaian sebesar 14 persen.

Dan sebagai langkah pencegahan stunting, Pemkot Sibolga juga melibatkan banyak pihak seperti Kepolisian dan lainnya hai itu agar lebih memaksimalkan penurunan angka stunting di kota Sibolga.

”Karena pada tahun ini kita menargetkan jumlah angka keluarga dengan resiko stunting di kota Sibolga mencapai 9 persen,” sebutnya.

Tidak hanya itu, penyaluran bantuan pangan dan gizi kepada keluarga dengan resiko stunting serta penyuluhan pendamping pencegahan penurunan stunting, Pemko Sibolga melalui Dinas BKKBN Kota Sibolga terus gencar dilaksanakan.