SIBOLGA - Pemerintah Kota (Pemko) Sibolga berjanji akan mengupayakan bantuan berupa pemberian subsidi biaya angkut garam dari daerah produsen. Hal ini diungkapkan Wakil Walikota Sibolga, Pantas Lumbantobing, menyikapi naiknya harga garam di Kota Sibolga dalam beberapa bulan terakhir ini hingga mencapai seratus persen yang kemudian berimbas pada usaha pengolahan ikan asin, Kamis (9/3).
 
Usai menggelar pertemuan dengan beberapa pelaku usaha pengolahan ikan asin di Aula Nusantara, Kantor Pemkot Sibolga, ia juga berjanji akan mengupayakan pemberian bantuan subsidi biaya angkut, mengupayakan kerjasama dengan beberapa daerah produsen garam nasional seperti daerah Madura dan Cirebon.
 
Lanjut Wakil Walikota Sibolga, kenaikan harga garam saat ini dipicu lantaran daerah produsen garam nasional mengalami gagal panen lantaran cuaca buruk. 
 
"Jadi kemungkinan hal inilah yang memicu terjadinya lonjakan pada harga garam di Kota Sibolga," sebutnya seraya menyampaikan bahwa dinas terkait sudah diperintahkan untuk mendata persedian garam yang ada pada tingkat distributor di Kota Sibolga. 
 
"Dengan data itu, kita bisa mengetahui berapa jumlah kuota garam yang dibutuhkan untuk Kota Sibolga," ungkapnya.
 
Masih kata Pantas, beberapa waktu lalu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Sibolga telah melakukan pengecekkan dibeberapa distributor tentang persedian garam dan hasilnya masih terbilang bisa mencukupi kebutuhan namun dengan harga jual yang cukup tinggi.
 
"Konsumen garam di Kota Sibolga bukan hanya saja usaha pengolah ikan asin, namun ada juga industri perikanan lainnya," sebutnya.
 
Sementara itu, salah seorang pelaku usaha pengolahan ikan asin yang hadir pada pertemuan itu menyampaikan harga garam di Kota Sibolga sangat mahal. 
 
"Perkarungnya dengan berat antara 48kg hingga 50 Kg dibandrol dengan harga 280ribu rupiah," ungkap Khairuman sembari menjelaskan kenaikkan harga secara bertahap dan kalau garam yang dijual para distributor di Kota Sibolga itu hanyalah persedian garam lama namun harga jualnya tinggi.