MADINA - Layanan pasien cuci darah di Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah (RSU) Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) terus mengalami peningkatan. Selama tahun 2022, RSU Panyabungan mencatat ada sebanyak 1765 melakukan tindakan kepada pasien cuci darah di ruangan Hemodialisa.

Hemodialisa itu merupakan prosedur pembersihan darah dari limbah-limbah hasil metabolisme tubuh dengan menggunakan alat yang disebut dengan hemodialyzer, istilah ini juga dinamakan cuci darah. 

"Selama tahun 2022 sejak difungsikan alat cuci darah atau hemodialisa pada akhir tahun 2021 kemaren kita mencatat ada 1756 tindakan melayani pasien cuci darah.  Sementara pasien cuci darah itu sekira 25 dan satu minggu itu 3 epidose alat ini digunakan jadi selama tiga hari berganti pasiennya untuk gunakan alat ini," kata dr. Rusly Pulungan, Direktur RSU Panyabungan ketika diwawancari di ruang kerjanya, Kamis (23/2/2023).

dr Rusly mengatakan, jika alat hemodialisa tersebut,dapat dimanfaatkan pasien cuci darah menggunakan kartu kesehatan yaitu BPJS dan PBI JK (Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan).

"Semua pasien yang gagal ginjal atau yang menggunakan alat ini dapat dimanfaatakan oleh pasien gunakan kartu kesehatan BPJS apalagi PBI, sehingga mereka terbantu," imbunya. 

Dengan adanya pun alat hemodelisia ini di RSU Panyabungan, maka pasien cuci darah khusunya di Kabupaten Madina juga akan merasakan terbantu. 

"Sehingga pasien yang gagal ginjal tidak akan lagi pergi ke luar dearah untuk cuci darah, karena di Mandailing Natal ini sudah ada kita punya dan mereka juga tidak lagi terbebani dengan biaya yang lainnya," ucapnya. 

Dia menjelaskan alat cuci darah di RSU Panyabungan ada enam hemodialisa yang difungsikan. Dan pasien cuci darah itu rata-rata berasal dari Kabuaten Madina, tapi masih ada juga warga daru luar daerah berobat untuk gunakan alat tersebut. 

"Maka proses cuci darah itu biasanya seminggu bisa dua kali untuk satu orang pasien," ungkap dr Rusly.