MEDAN - Gubernur Provinsi Sumatera Utara Edy Rahmayadi meminta kepada semua pihak agar terus melakukan penyelidikan terhadap pelaku-pelaku spekulan. Hal ini disampaikan oleh Edy Rahmayadi menjawab konfirmasi wartawan terkait penggrebekan yang dilakukan oleh Tim Satgas Pangan Pemprovsu di gudang Distributor Minyakita. "Tolonglah Wartawan jangan selidiki saya saja terus, tetapi spekulan-spekelan itu harus kalian selidiki dan jangan kalian main mata pula," ungkap Edy Rahmayadi ketika dikonfirmasi wartawan seusai acara pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Aula Tengku Rizal Nurdin Jalan Sudirman Medan, Senin (20/2).

Edy Rahmayadi menyampaikan bahwa inikan kebiasaan-kebiasaan kalau sudah mendekati hari-hari besar keagamaan seperti; Hari Natal, Tahun Baru dan Bulan Puasa, pasti ada itu spekulan-spekulan yang tempo hari kajinya, sidiknya tak tepat, sehingga masih nafsu dia dan mungkin sakit hati.

Gubernur juga mengatakan sangat mengetahui kalau hari besar keagamaan demand akan lebih banyak. Oleh karenanya masyarakat juga hendaknya mengatur pola belanjanya dengan membeli berbagai kebutuhan tersebut sesuai dengan kebutuhan saja dan jangan juga masyarakat sekali belanja yang banyak sehingga membuat kepanikan.

"Sesuai aturan dimana 20 persennya minyak makan ini harus ditinggal di tempat dan 80 persen di eksport. 20 persen itu mencapai 1.829. 000 ton. Cukup itu untuk Sumatera Utara ini, asal gak macam-macam, itupun sudah dihitung begitu lahir bayi sudah minum minyak dia, jadi kalau tak cukup berarti ada macam-macam atau something wrong," tegas Gubernur Edy Rahmayadi.

Sebagaimana diketahui Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan Sumatera Utara (Sumut) menemukan 75 ton minyak goreng 'Minyakita' diduga tidak diedarkan atau ditimbun di sebuah gudang milik distributor. Sebanyak 75 ton minyak goreng tersebut diproduksi sejak November 2022, namun hingga Februari 2023 belum diedarkan kepada masyarakat.

Temuan 75 ton atau 7.000 kardus minyak goreng tersebut ditemukan Tim Satgas Pangan yang terdiri dari Dinas Perindustrian Perdagangan Energi dan Sumber Daya Mineral Sumut, Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Sumut, Bank Indonesia Perwakilan Sumut, dan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), saat melakukan sidak ke gudang PT YAN.

Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Sumut Naslindo Sirait, mengatakan temuan tersebut memperkuat dugaan langkanya minyak goreng bermerek Minyak Kita di Sumut. Minyak Kita merupakan minyak goreng yang disubsidi pemerintah. Kelangkaan minyak goreng penugasan pemerintah tersebut menyebabkan naiknya inflasi di Sumut.

"Situasi Februari, kita inflasi akibat minyak goreng, itu baru satu produsen atau distributor, kebutuhan minyak goreng kita 13 ribu ton," kata Naslindo, saat konferensi pers di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Senin (13/2).

Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut melalui Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Dinas Perindustrian Perdagangan Energi dan Sumber Daya Mineral Sumut dan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) akan menindaklanjuti temuan tersebut sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.