ASAHAN- Temuan kasus Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Asahan tahun 2022 meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan bersama dokter Paru RSUD H. Abdul Manan Simatupang (HAMS), dr. Ini Deritana saat mengikuti Konferensi Pers yang digelar oleh Yayasan Mentari Meraki Ada (YMMA) Kabupaten Asahan di Ritz Cafe, Kisaran, Senin (30/1/2022).
 
Menurutnya, data Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan temuan kasus pada tahun 2020 TBC SO sebanyak 1001 kasus, TBC MDR 14 kasus dengan total 1015 kasus (41,26%).
 
Sementara, tahun 2021, jumlah kasus TBC SO sebanyak 847, pasien TBC MDR 12 dengan total 859 (34,92%). Sedangkan tahun 2022, jumlah kasus TBC SO sebanyak 1.312 dan TBC MDR sebanyak 26 dengan total 1.338 (39,95%).
 
"Temuan ini sempat menurun pada tahun 2021 dari tahun 2022, karena kita lebih fokus terhadap penanganan covid19. Nah, pada tahun 2022, kita kembali fokus dalam mencari temuan TBC. Sehingga temuan pada tahun 2022 meningkat dari sebelumnya," kata dr. Nini.
 
Saat ini dinas kesehatan asam telah berupaya menambah alat TCM (Tes Cepat Molekuler) yang digunakan untuk melakukan tes diagnostik TB, tes tersebut memeriksa kuman pada sputum (dahak) pasien.
 
"Alat TCM di Kabupaten Asahan telah tersebar di lima titik puskesmas dan satu rumah sakit. Yaitu Puskesmas Binjai Serbangan, Puskesmas Prapatan Janji, Puskesmas Simpang Empat, Puskesmas Aek Songsongan, Puskesmas Pulau Rakyat dan RSUD HAMS Kisaran yang akan memudahkan petugas dan layanan kesehatan Pemerintah maupun swasta untuk dapat menggunakan fasilitas TCM guna meningkatkan penjaringan kasus terduga TBC di masyarakat," terangnya.
 
Sementara, Ketua YMMA Kabupaten Asahan, Nurul Huda mengungkapkan, setiap jam terdapat 11 orang meninggal dunia akibat penyakit TBC. Indonesia mendapatkan peringkat kedua dunia dengan kasus TBC terbanyak setelah India. Penyakit ini merupakan penyakit yang menular yang sebagian besar menyerang paru-paru.
 
Eliminasi TBC 2030 menjadi kerja bersama antara komunitas, Dinas Kesehatan serta pemangku kepentingan.
 
YMMA Kabupaten Asahan berperan sebagai komunitas yang turut melakukan advokasi, pendampingan serta turut melakukan evaluasi terhadap program-program yang terkait dengan eliminasi dan kepentingan penderita TBC di Kabupaten Asahan.
 
"Dinas Kesehatan merupakan pemangku kepentingan dalam hal ini, yang tidak dapat terlepas dari keterlibatan puskesmas, klinik serta sektor swasta. Selain itu, pemerintah daerah juga bagian dari pemangku kepentingan dengan keterlibatan rumah sakit daerah, OPD dan beberapa peran penting lainnya hingga dapat terbentuknya peraturan Bupati terkait dengan eliminasi TBC," kata Nurul.
 
Dia pun mengungkapkan, YMMA Asahan telah melakukan skrining TBC beberapa wilayah maupun pesantren dan sekolah-sekolah. Pada tahun 2022 menghasilkan temuan terduga TBC sebanyak 1.669 kasus. Salah hal ini yang positif dari jumlah tersebut sebanyak 414 kasus.
 
"YMMA Asahan juga melakukan pendampingan pasien TBC MDR di RSUD HAMS Kisaran dan memberikan dana transportasi," jelasnya.
 
Hasil penelitian skala besar yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa pemeriksaan dengan TCM ini mempunyai sensitivitas dan spesifisitas untuk diagnosis TB yang jauh lebih baik dibandingkan pemeriksaan dengan metode mikroskopis dan mendekati kualitas diagnosis dengan pemeriksaan biakan.
 
"Pemeriksaan TCM merupakan metode deteksi molekuler berbasis nested real-time PCR. Penggunaan TCM menjadi perioritas pemeriksaan TB yang mempunyai beberapa kelebihan," ungkap Nurul Huda.
 
Untuk mendiagnosis TB paru, spesimen yang digunakan pada pemeriksaan TCM adalah dahak, baik yang didapat dengan berdahak langsung ataupun dengan diinduksi. Namun pada anak-anak dapat juga digunakan spesimen bilasan lambung ataupun feses. 
 
"Sedangkan untuk TB extra paru, menggunakan spesimen sesuai dengan lokasi infeksi, yang akan ditentukan oleh dokter yang akan merawat," katanya lagi.
 
Nurul juga mengungkapkan, harapan dari kegiatan ini adalah peningkatan standar pelayanan minimum atau (SPM) dan eliminasi TBC 2030. Dengan melibatkan pemerintah pemangku kepentingan lintas sektoral agar Kabupaten Asahan dapat meningkatkan SPM TBC diatas 50 persen dan komitmen bersama untuk kolaborasi upaya penanggulangan TBC di Kabupaten Asahan.