KARO - Program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (MAKMUR) yang diinisiasi Menteri BUMN Erick Thohir mendapat apresiasi positif dari petani. Setidaknya, ada 8 elemen penting yang menjadi kunci keberhasilan program kolaboratif yang memberikan manfaat dan dampak langsung dalam mendukung kemandirian petani tersebut. 
 
Delapan elemen itu diungkap oleh Adri Muchtar perwakilan dari ID Food saat panen perdana, Rabu (11/1/2023) di Desa Limang, Kabupaten Karo Sumatera Utara. Adri menjelaskan bahwa ID Food adalah BUMN klaster pangan, dulunya bernama RNI dan sekarang menjadi BUMN Pangan yang membawahi 16 anak perusahaan.
 
Dikatakan Adri, Program MAKMUR ini fokus untuk petani padi, jagung, tebu, kopi dan lainnya.
 
Kata Adri, Program Makmur ini memiliki 5 filosofi. Pertama pendampingan intensif pada petani, kedua berbudidaya pertanian berkelanjutan, ketiga melibatkan rantai pasok, yaitu ada 8 elemen.
 
"Semua elemen berkontribusi. Ini semacam pekerjaan rumah yang diberikan Menteri BUMN untuk bekerja kelompok. ID Food jadi leader project ini. Harapan kita di sini bisa dimasukkan teknologi membantu panen," kata Adri.
 
Keempat, menggunakan atau didukung teknologi di semua tahapan dan kelima, target utamanya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.
 
"Harapan kami dari 5 filosofi ini semua bisa dilakukan. Kami ingin Program Makmur ini bisa berjalan yaitu memakmurkan masyarakat menjadi aksi nyata bukan hanya konsep," tegasnya.
 
Adapun 8 elemen yang terlibat dalam program Makmur ini adalah Petani, offtaker yang dipimpin oleh ID Food, Pemda setempat hingga penyuluh, Perbankan yang dipimpin oleh BRI, Pupuk dan Anti Hama dari Sam Hyang Seri, Teknologi Pertanian, serta Perizinan dan Dokumentasi.
 
Menurut Adri, semua elemen tersebut harus bekerja sama apa kira-kira yang bisa didukung untuk meningkatkan produktivitas petani jagung. "Kami di sini hadir sebagai mitra. Apa yang dibutuhkan akan kami hadirkan. Apa rencana aksinya seperti apa petani jagung di sini," jelasnya.
 
Ia menambahkan semua program Makmur ini dilaporkan lengkap secara digital dan dilaporkan langsung ke presiden lewat aplikasi Aifarm dan Dasboard. Sehingga data Makmur lengkap, izinnya harus ada dan akan diinput di aplikasi.
 
"Ini bentuk digitalisasi juga. Jadi para pejabat tinggal buka di aplikasi dan cek dimana saja program Makmur terlaksana, berapa petaninya dan produksinya berapa. Program ini didukung oleh Teknologi Informasi untuk dokumentasi dan laporan," katanya.
 
Adri bercerita awalnya diusulkan untuk program Makmur di Desa Limang seluas 24 hektare. Namun akhirnya yang bisa diproses hanya 10 hektare. BRI berperan memberikan KUR untuk modal bertani pada 5 petani yang memiliki lahan 10 hektare.
 
"Sedangkan Offtaker yang dalam hal ini ID Food juga berperan penting yang membantu pemasaran. Jadi dari hulu ke hilir petani di kawal terus. Dalam pertanian juga punya risiko. Jadi dalam program Makmur ini juga akan melibatkan asuransi Jasindo. Itulah BUMN-BUMN yang terlibat dalam program Makmur ini. Mari kita majukan usaha rakyat," terangnya.
 
Pantauan di lapangan saat panen perdana tersebut, produksi petani mengalami peningkatan.
 
Sebelum mengikuti program Makmur, hasil panen petani rata-rata hanya 6-8 ton jagung per hektare. Sedangkan pada panen perdana jagung program Makmur ini hasil panen mencapai 10 ton per hektare.
 
Robinson Sembiring, Kepala UPTD menjelaskan selama ini produksi jagung di desa Limang maksimal 8 ton per hektare.
 
"Kemarin kami bersama tim Sang Hyang Seri menghitung ubinan 2,5x2,5 meter di 3 titik. Hasilnya 10 ton per hektare, 9 ton per hektare, dan 9,6 ton per hektare. Jika dirata-ratakan produksi mencapai 9,6 ton per hektare. Artinya lebih banyak 1,6 ton dibanding sebelum bergabung di program Makmur ini," katanya.
 
Pemilik lahan, Baskami Brahmana bercerita ia baru dua kali panen jagung. Panen pertama, dengan bibit 15 kilogram per hekatare panennya maksimal 8,2 ton per hektare. Pada panen kedua dengan bibit 15 kilogram per hektare bisa menghasilkan panen 10 ton per hektare.
 
"Dulu lahan ga saya olah. Saya bergabung di Makmur ini saya jadi belajar, nambah ilmu juga. Saya yakin hasilnya harus lebih besar dan dengan pengolahan lahan yang baik. Yang helas program Makmur ini sangat membantu kami para petani ini. Dalam hal penyuluhan dan lain sebagainya. Kendala permodalan juga dibantu, beli pupuk mudah, tanam jagung kalau tidak ada modal susah pastinya," ungkapnya.
 
"Kami juga berharap nanti ada alat bantu untuk memanen yang harganya murah. Biaya panen satu hektare Rp2 juta. Sedangkam kalau panen manual biaya panen Rp4,5 juta," tambahnya.
 
Kepala Dinas Pertanian Karo Metehsa Purba sangat berterima kasih adanya Program Makmur di Desa Limang. Menurutnya produksi jagung Karo terbesar di Sumut dengan kontribusi 43 persen. Sehingga sangat cocok untuk menerapkan Program Makmur ini di Karo.
 
Perwakilan Pupuk Indonesia, Burmansyah mengaku senang BUMN Pupuk bisa berkolaborasi dalam Program Makmur.
 
Program ini masih percontohan awal yang melibatkan lahan 10 hektare milik 5 petani. Kelima petani mendapatkan modalnya KUR dari BRI dengan biaya Rp15 juta per hektare dan dibayar saat panen pokok dan bunganya.
 
"Harapannya program ini bisa berkembang lagi," katanya.
 
Dalam Program Makmur ini ia berharap ada kenaikan produktivitas sehingga penghasilan dan kesejahteraan meningkat. Ia berharap kolaborasi BUMN dalam Program Makmur ini terus berlanjut dan memberikan manfaat lebih luas lagi.
 
Umi Khusniyati Perwakilan dari Sang Hyang Seri mengaku sangat antusias untuk mendukung program Makmur di Kecamatan Limamg. SHS sebagai Perusahaan BUMN yang membidangi pertanian bisa langsung terjun ke petani untuk memberikan masukan pada petani.
 
Ia berharap antusias masyarakat untuk program Makmur lebih meluas lagi. Karena menurutnya jagung itu merupakan produk pertanian yang sangat favorit.
 
"Mudah-mudahanan di Karo lebih banyak lagi yang mau ikut program ini. Kita bersinergi dengan semua elemen BUMN. Kita akan kolaborasi untuk memajukan pertanian di Karo. Ini saya lihat sudah seperti bukit jagung di sini. Selain itu Asuransi juga akan kita ajak karena itu epnting, jadi ada backup jika terserang hama. Jadi nanti ke depan lebih lengkap lagi," terangnya.
 
Toni Hendrawan dari Jasindo menjelaskan, asuransi BUMN ini bertugas untuk melindungi gagal panen dari kebanjiran, kekeringan dan hama tanaman yang mengakibatkan kerugian.
 
Kacab BRI Kabanjahe Edi Yudiarto menjelaskan September 2022 lalu program ini pertama kali dibahas. Ia terkejut salam jangka waktu 4 bulan program ini sudah berjalan
 
Ia mengaku senang BRI bisa support program Makmur. Dari verifikasi berkas, yang bisa diberikan KUR hanya lima orang petani. Total 90 juta digelontorkan BRI untuk lima petani.
 
"Saya kaget lihat hasil panennya sangat bagus sekali. Terima kasih memberi kepercayaan pada BRI yang diajak bergabung dalam program Makmur ini. Alhamdulillah tahap pertama ini sukses dan berhasil. Harapannya yang ikut program Makmur ini akan berlanjut dan lebih banyak lagi petani yang terlibat dan hasilnya lebih baik lagi," katanya.