MEDAN - Berdasarkan Salinan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 186/M/2021 tentang Program Studi yang  Diakreditasi oleh Lembaga Akreditasi Mandiri. Program Studi yang ada di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala yang sebelumnya Diakreditasi oleh BANPT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) berubah ke LAMDIK (Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala (FKIP USK) mencatatkan prestasi membanggakan pada tahun 2022. Sebanyak delapan Program Studi (Prodi) meraih akreditasi unggul dari LAMDIK (Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan).

Dekan FKIP USK, Dr. Drs. Syamsulrizal, M.Kes merincikan, delapan prodi tersebut meliputi S1 Pendidikan Ekonomi, S1 Pendidikan Biologi, S1 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, S1 Pendidikan Fisika, S1 Pendidikan Geografi, S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, S1 Pendidikan Sejarah dan Magister Pendidikan Olahraga. Sedangkan dua prodi lainnya, S1 Pendidikan Matematika dan Magister Pendidikan Biologi meraih Akreditasi Baik Sekali dari LAMDIK.

Hal tersebut diumumkan pada syukuran capaian sekaligus peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di FKIP USK, Selasa 27 Desember 2022. Capaian itu, menjadi semangat berlebih pihaknya untuk meneruskan capaian prestasi yang lebih baik tahun 2023.

"Tahun 2022, kami telah menyelesaikan tugas akademik yang bermakna, dari 11 prodi yang menjalani proses akreditasi, hanya Prodi S1 Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik yang belum keluar nilainya karena baru selesai proses Asesmen Lapangan oleh LAMDIK, Insya Allah dalam minggu ini hasilnya segera diumumkan," kata Dekan FKIP lewat siaran pers diterima di Medan, Selasa (27/12/2022).

Menurutnya, keberhasilan FKIP dalam meraih sejumlah akreditasi unggul, tidak terlepas dari kerja keras semua pihak, mulai dari sinergitas SJMF, SP4 dan para ketua prodi, dosen, tendik hingga dukungan penuh dari Rektor. Strategi yang dilakukan FKIP, diyakini Syamsulrizal, bisa mendatangkan manfaat bagi fakultas lainnya di USK bila diterapkan.

Lebih jauh ia menjelaskan, keberanian dirinya menargetkan akreditasi unggul banyak prodi di FKIP, tidak sekadar asal berani. Namun, sejak awal ia telah melihat dan meyakini, bahwa SDM di FKIP USK cemerlang. Tugasnya adalah mendorong SDM terbaik itu, unggul bergerak, berkreasi dan berinovasi.

"Saya ingin menyampaikan satu hal, bahwa keberhasilan ini bukan karena dekan. Tapi berkat kerja keras dan kebersamaan semua pihak. Tahun 2023, ada lima prodi lagi yang akan menjalani proses akreditasi. Kita berdoa, berusaha, InsyaAllah bisa meraih akreditasi unggul," ucap Syamsulrizal.

Pada momen yang sama, ia menyampaikan kabar gembira, menurut informasi yang diterima dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Program Studi PPG FKIP USK diberi izin untuk penambahan beberapa bidang studi yang sebelumnya tidak ada, bidang studi tersebut seperti Bidang Studi Bimbingan dan Konseling, Bidang Studi Pendidikan Vokasi Desain Fashion dan Bidang Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

"InsyaAllah tahun depan sudah melaksanakan semua PPG di semua jurusan. Sedangkan pada Juni 2023, kita sudah bisa menerima mahasiswa baru Program Studi Pendidikan Program Doktor di FKIP USK. Akreditasi awal telah dilakukan. Dan asesor telah menyampaikan bahwa kita sudah bisa menerima mahasiswa," ujarnya.

Sementara itu, Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan memberikan apresiasi kepada FKIP atas kerja keras dan keberhasilan meraih akreditasi unggul di banyak prodi atau jurusan.

"Alhamdulillah dan selamat kepada FKIP USK, yang tahun ini bisa meningkatkan akreditasi, mudahan-mudahan menjadi semangat sekaligus motivasi bagi yang belum bisa meraih akreditasi unggul. Sesungguhnya kunci keberhasilan ini ada pada kerja keras, kebersamaan dan semangat," jelas Prof Marwan.

Di atas segala prestasi yang telah tercapai, Rektor mengatakan, tantangan terbesar FKIP dan segenap stakeholder di Aceh adalah membenahi pendidikan. Sekalipun banyak prestasi yang diraih, tetapi secara umum pendidikan Aceh masih banyak di bawah rata-rata nasional.

"Kami ingin FKIP bisa memberikan sesuatu yang berbeda. Kita ada MBKM, saya berharap minimal anak FKIP 6 bulan di lapangan. Salah satu program MBKM adalah Kampus Mengajar. Kita diminta turun untuk membenahi pendidikan," tutur Rektor.

Agar semuanya maksimal selama menjalani MBKM Kampus Mengajar, Prof Marwan menjelaskan, secara teknis bisa dikombinasi dengan dosen, sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Kombinasi tersebut, menjadi tantangan orang FKIP untuk menjadi unggulan dari USK, sekaligus harapan masyarakat Aceh.

Untuk diketahui, selain syukur yang berbarengan dengan peringatan maulid, kegiatan tersebut diisi dengan ceramah, santunan anak yatim dan peresmian gedung Auditorium Lama, yang baru selesai dibenahi dan sudah siap pakai kembali.*