PANITIA Percepatan Propinsi Tapanuli (PPPT) untuk kelahiran dan keberdiriannya memiliki keunikan tersendiri karena berlangsung amat sangat singkat. dimana sebelumnya untuk perjuangan kelahiran Propinsi Tapanuli (PROTAP) yang sudah dinanti nantikan oleh seluruh suku Batak warga masyarakat se Tapanuli Raya. Untuk kelahiran Propinsi Tapanuli (Protap) sudah diperjuangkan oleh para pejuang pendahulu dengan penuh perjuangan dan pengorbanan hingga ada yang masuk bui akibat tragedi yang tak diinginkan saat memperjuangkannya di kota Medan kala itu.
 
Untuk meneruskan perjuangan lahirnya Propinsi Tapanuli (PROTAP) sebagaimana yang diharapkan warga Tapanuli Raya ditahun 2022 kembali menggelora dan terbentuk sebuah kepanitiaan yang disebut Panitia Percepatan Propinsi Tapanuli disingkat PPPT.
 
Dikisahkan Yonge Sihombing,S.E,MBA yang saat ini sebagai Sekjen (Sekretaris Jenderal) Panitia Percepatan Propinsi Tapanuli (PPPT) yang sudah terbentuk dan saat ini sudah memulai dan melaksanakan perjungannya kepada www.gosumut.com Rabu, (21/12/2022) menuturkan, 
 
Berawal dari pertemuan Yonge Sihombing dengan salah seorang Tokoh dan Pejuang untuk kelahiran Propinsi Tapanuli C.P Nainggolan.dalam pertemuan antra saya dengan C.P Nainggoalan saat itu terjadi curhatan amang CP Nainggolan selaku salah satu tokoh perjuangan Propinsi Tapanuli yang berdomisili di Kota Medan.
 
Pertemuan tak diduga dan tidak dirwncanKan itu terjadi dalam acara Punguan Marga yakni Punguan Pomparan Raja Lontung (PPRL) kota Medan.saat itu amang C.P Nainggolan menyampaikan isi hatinya kepada saya dengan mengatakan bahwa dirinya merasa sangat sedih karena Provinsi Tapanuli belum terwujud.tuur Yonge Sihombing memulai kisahnya.
 
Lanjutnya, C.P Nainggolan disaat menuturkan curhatannya dan berkata "Amang Hombing (Yonge), hira dang adong lapattanna ahu marpunguan (marorganisasi) saleleng on, ala dang tolhas Provinsi Tapanuli on, hape godang organisasi hu ihutton, tenaga, pikiran, waktu bahkan materi godang habis, gabe marisuang hu hilala ala dang tolhas Provinsi Tapanuli on", tutur C.P Nainggolan dalam bahasa Batak,Red (Bahasa Indonesia,red, "Bapak Hombing (Yonge) sepertinya tidak ada artinya sayaengikuti dan berorganisasi selama ini, karena tidak tercapai terbentuknya Propinsi Tapanuli (Protap) ini, padahal banyak organisasi saya ikuti.Tenaga, Pikiran, Waktu hingga Materi sudah banyak yang habis semuanya saya rasakan jadi sia sia dan tidak berarti apa apa karena Pripinsi Tapanuli (Protap) tidak bisa tercapai keberdirian dan kelahirannya).
 
Kemudian saya berkata dalam bahasa Batak,red "boi dope dipatolhas amang (Masih bisa itu di wujudkan Bapa)", itu lah tanggapan yang saya berikan saat itu. Lalu beliau menjawab "nungga matua ahu doba, dang margogo be ahu/sekarang saya sudah tua dan saya tidak memiliki kekuatan dan kemampuan lagi," ucap CP Nainggoalan.
 
Autsura ma nian adong na olo patolhasson Provinsi Tapanuli on ate? tanya beliau (Andaikan ada yang bersedia/berkenan memoerjuangkan berdirinya Propinsi Tapanuli ini ya???swbut C.P Nainggolan dalam harapannya.dan saya saat itu terdiam dan tidak menjawab, saya hanya bisa diam, dan hati saya agak tersentuh.
 
Selanjutnya, teringat lah saya dengan ajakan amang/Bapak Martin Sirait untuk berhimpun di Yayasan Putra Putri Tapanuli (YPPT), dimana salah satu tujuannya adalah untuk mewujudkan Provinsi Tapanuli. Ajakan beliau telah disampaikan sekitar 1 bulan sebelum perbincangan amang/Bapak C.P Nainggolan dengan saya.
 
Perbincangan saya dengan amang C.P Nainggolan tersebut juga mengingatkan saya terhadap ajakan amang/Bapak Dr. Djonggi Simorangkir untuk berhimpun di sebuah organisasi yang salah satu tujuannya adalah untuk mewujudkan Provinsi Tapanuli.kala itu beliau berkata, "Amang/Bapak Sihombing (Yonge), ikut yah, karena anda menulis Buku Jokowi, siapa tahu dapat menambah energi baru di dalam organisasi kami, untuk mewujudkan Provinsi Tapanuli," ucap Dr. Djonggi Simorangkir kala itu.
 
Sebelum saya memberi jawaban atas ajakan mereka, saya pun bertanya kepada amang/Bapak Gelmok Samosir, lalu beliau berkata, "gak usah lae, saya kenal mereka itu", itulah tanggapan amang Gelmok. Akhirnya saya mengurungkan niat untuk mengikuti ajakan tersebut.
 
Satu minggu setelah perbincangan dengan Amang/Bapak C.P Nainggolan, tiba tiba saya menerima kiriman wa dari amang J.S Simatupang yang isinya terkait degan Provinsi Tapanuli belum terwujud. 
 
Membaca pesan sms Wahtshapp (WA) tersebut selanjutnya saya balas pesan sms wa beliau dengan mengatakan, apa arti isi wa amang ini? Beliau menjawab "nungga ummalo lae menerjemahkannya (Sudah lebih pintar lae menerjemahkannya)".selanjutnya saya katakan "oh terjemahan ku adalah hal kesedihan hati amang karena Provinsi Tapanuli tidak terwujud".
 
Selanjutnya, saya bertanya kepada beliau (J.S Simatupang), "apakah amang bermaksud untuk hadir dalam mewujudkan Protap ini?". Jawab beliau "tabe jala horas, ido (salam dan Horas, Ya)". Saya pun bertanya tiga kali, "na olo do amang gabe uluan, asa ahu mangulahon (apakah Bapak mau jadi Pimpinan, buar saya yang mengerjakannya)".
 
Lantas beliau menjawab "olo, gabe jala horas (Siap, salam baik dan Horas).selanjutnya pertanyaan yang sama kembali saya tanyakan sebanyak tiga kali dan Jawaban beliau pun sama di semua Tiga pertanyaan yang saya lontarkan.
 
Menyikapi itu semua lalu, saya mengatakan kepada Amang/Bapak J.S Simatupang, "attong amang ma Ketua Umum (Uluan)/(Kalau begitu Bapak J.S Simatupang lah jadi Ketua Umum)"., ahu ma Sekretaris Umum (Mangulahon)/(sayalah untuk jadi Sekretaris Umum yang mengerjakan)". (Artinya yg menetapkan posisi adalah saya Yonge Sihombing).jelas Yonge Sihombing.
 
Dengan pembicaraan dan kesepakatan singkat terssbut terjadilah kesepakatan dan selanjutnya beliau bertanya, "didiama ta bahen anggikki/Dimanalah kita buat posisi adek saya (Dr.Rustam Siregar)"?.
 
Lalu saya jawab, "ta bahen ma Ketua Harian/Kita buat dan putuskanlah beliau jadi Ketua Harian". 
 
Mantap, jawab amang/bapak J.S Simatupang dan selanjutnya beliau bertanya kembali keada saya, siapa yang menjadi bendahara umum?..., 
 
Lalu saya jawab, "amang/Bapak Korliston Sijabat" Ok mantap, kata amang J.S Simatupang. (Artinya yang menetapkan posisi adalah saya Yonge Sihombing).
 
Setelah ada kesepakatan dan komunikasi yang baik selanjutnya untuk Nama pun kami sepakati yaitu Panitia Provinsi Tapanuli (PPT).selanjutnya saya buat lah group whatsapp, dan jumlah peserta booming hingga ribuan orang, dan saya pun harus membuat banyak group. 
 
Dengan hasil dan keberadaan tersebut saya pun mengatakan kepada amang J.S Simatupang, "tunggu amang satu minggu agar saya buat langkah awal utk menggerakkan punguan PPT ini".
 
Barulah pada tanggal 8 Oktober 2022, kami sepakat untuk melaksanakan pertemuan perdana di Hotel Grand Antares Medan Prop.Sumut, dan puji Tuhan animo masyarakat Tapanuli amat besar untuk menghadirinya.
 
Di dalam pertemuan tersebut, amang/Bapak Burhanunddin Rajagukguk mengusulkan penambahan satu kata di PPT (Panitia Propinsi Tapanuli), yakni kata "Percepatan", 
 
Akhirnya disaat pertemuan tersebut disepakatilah nama menjadi Panitia Percepatan Provinsi Tapanuli (PPPT). Itulah nama punguan/Kumpulan kita hari ini untuk memperjuangkan atau melanjutkan lerjuangan pendahulu untuk lahir dan berdirinya Propinsi Tapanuli.