MEDAN - Universitas Syiah Kuala bersama sembilan Perguruan Tinggi Negeri Indonesia yang tergabung dalam konsorsium pangan me-launching program Matching Fund Patriot Pangan Kampus Merdeka 2022. Dalam daftar 10 PTN yang membentuk konsorsium pangan itu tidak termasuk Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Program ini adalah upaya perguruan tinggi untuk mendukung pemerintah dalam  mengantisipasi krisis pangan di Indonesia. Di mana Ketua konsorsium ini adalah dari Institut Pertanian Bogor.

Sementara perguruan tinggi lainnya yang terlibat adalah USK, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Tanjungpura-Pontianak, Universitas Pattimura, Universitas Gadjah Mada, Universitas Mulawarman, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,  Universitas Mataram, dan Universitas Negeri Lampung.

Koordinator Program Patriot Pangan USK Prof. Dr. Ir. Samadi, M. Sc menjelaskan, ada tiga program kegiatan yang sudah USK laksanakan untuk mendukung ketahanan pangan ini.

Pertama, peningkatan produksi dan ketersediaan pangan lokal yang dalam hal ini USK memilih komoditas padi. Kedua, peningkatan produksi pangan segar yaitu melalui komoditi bawang merah. Selanjutnya, peningkatan ketersediaan protein hewani yaitu sapi.

“Seluruh program ini melibatkan mahasiswa Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBM), dan mendapat dukungan dari mitra konsorsium USK,” ucapnya lewat siaran pers diterima di Medan, Sabtu (10/12/2022).

Adapun mitra kegiatan ini adalah, untuk padi dengan BPTP Aceh, bawang merah dengan Konsorsium Bawang Merah dan sapi dengan Dinas Peternakan Aceh.

Wakil Rektor I USK Prof. Dr. Ir. Agussabti, M.Si mengatakan, dirinya  menyampaikan terima kasih atas kepercayaan Dirjen Dikti kepada USK untuk menjalankan program Patriot Pangan ini.

Menurutnya, program ini sangat efektif untuk diterapkan karena melibatkan pemerintah, pengusaha, perguruan tinggi serta masyarakat. Kolaborasi seperti ini sangatlah penting dalam mewujudkan ketahanan pangan  di Indonesia.

“Ini dapat menjadi program andalan kita. Karena kita bisa intervensi dari hulu ke hilir sehingga nilai tambah yang didapatkan dengan produktivitas dapat dinikmati petani,” ucapnya.

Selanjutnya, Prof. Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr yang mewakili Ketua Konsorsium Pangan mengatakan, program ini merupakan instruksi pemerintah terhadap seluruh jajarannya termasuk pihak perguruan tinggi untuk berkontribusi mengatasi krisis pangan tahun 2023 di Indonesia.

Oleh karena itu, dirinya sangat mengapresiasi kerja seluruh anggota konsorsium ini termasuk USK yang telah menjalankan berbagai program ketahanan pangannya.

“Kami sangat menghargai kerja keras teman-teman, termasuk konsorsium dari USK. Karena kita tahu, semua ini luar biasa dan tidaklah mudah,” ucapnya.*