MEDAN - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) ikut membela Kabareskrim, Komjen Agus Andrianto. Pembelaan itu disampaikan terkait beredarnya video fitnah yang menuding Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto menerima setoran tambang.
 
Karena itu, PB HMI menilai, ada upaya pembunuhan karakter di balik fitnah tersebut.
 
Ketua Bidang Sosial & Kesejahteraa Rakyat PB HMI Imam Rinaldi Nasution, Selasa (29/11/2022) mengatakan, video pengakuan Ismail Bolong tersebut sudah sangat jelas fitnah yang disetting sekelompok orang untuk membunuh karakter pribadi dari Komjen Agus Andrianto.
 
"Kita meminta Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo agar mengusut motif rekayasa dan pembuatan video yang memfitnah Kabareskrim tersebut. Jika Propram Mabes Polri dibiarkan dijadikan alat oleh oknum-oknum pimpinannya untuk memfitnah seorang Jenderal Bintang Tiga tentu akan sangat berbahaya bagi profesionalitas Institusi Polri yang selama ini dikampanyekan Kapolri dengan jargon Presisinya," ujar Imam Rinaldi Nasution.
 
Yang ditakutkan PB HMI, lanjut dijelaskannya, Jendral bintang tiga saja bisa difitnah seperti itu.
 
"Konon lagi pihak lain yang bisa dikatakan jauh lebih lemah. Kita tahu, Pak Agus sangat dekat dengan mahasiswa terutama aktivis. Kita sangat menyayangkan adanya fitnah yang ditimbulkan yang menyasar ke beliau," jelasnya.
 
Dikatakan Ketua Bidang Sosial & Kesejahteraa Rakyat PB HMI, video tersebut ada di Divpropam Polri dan dibuat sejak Februari 2022 silam. Tapi, sambungnya, kenapa baru sekarang disebarluaskan.
 
"Dan siapa oknum di Divpropam Mabes Polri yang menyebarkan video tersebut dan maksud tujuan video itu disebarkan saat ini disinyalir hanya ingin memecah belah internal di tubuh Polri," katanya.
 
Selain itu, Imam mengungkapkan, kuat dugaan ada paksaan agar video itu diedarkan.
 
Artinya masih ada perang bintang di Institusi Polri dan persis seperti yang juga diduga Menkopolhukam Mahfud MD.
 
Oleh senan itu, Imam menduga, karena Komjen Agus Andrianto sebagai Kabareskrim tidak bisa ditekan dan diancam oleh kelompok Ferdy Sambo dalam membongkar kasus pembunuhan Brigadir Josua maka vidio fitnah itu disebarluaskan.
 
"Kami menduga seperti itu, maka video fitnah itupun diviralkan ke publik. Karena itu, Kita (PB HMI) pun mempertanyakan siapa sebenarnya oknum yang ingin memaksa video tersebut disebarluaskan," tegas Imam.
 
Karena itu, PB HMI, sebutnya, meminta Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo harus bertindak cepat menyelesaikan persoalan ini.
 
"Apalagi ada indikasi semua kasus yang menimpa institusi Polri sekarang ini karena ada yang ingin memecah belah pimpinan kepolisian. Apalagi, kita semua mengetahui bersama, semua pejabat tinggi kepolisian RI mulai dari Kapolda, Kapolres dan Pejabat tinggi Mabes Polri sudah dikumpulkan di Istana Negara oleh Presiden Jokowi untuk mengevaluasi, memperbaiki citra Kepolisian RI di tengah-tengah masyarakat, dan meningkatkan kesolidan di institusi Polri itu sendiri," sebutnya.
 
Namun, katanya, yang masih mengganjal sehingga menimbulkan pertanyaan, mengapa masih ada saja kasus saling fitnah dan saling bongkar masalah di internal Polri.
 
"Kami PB HMI menunggu janji Bapak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang akan memotong kepala ikan busuk dan juga ucapan bagi siapa saja yang melanggar hukum dan tidak ikut gerbong perubahan akan dikeluarkan. Apa Pak Jokowi sebagai Presiden harus turun tangan kembali untuk menyolidkan institusi Polri?," pungkas Imam.