TAPTENG - Pasca terjadinya banjir di Desa Sigambo-gambo, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara aktivitas warga mulai membersihkan sisa material lumpur yang mengendap di dalam rumah. Banjir yang seketika menghantam ratusan rumah di Kecamatan Barus, Tapteng, pada Jumat (11/11/2022) kemarin, membuat masyarakat kelabakan untuk mengangkat barang miliknya ke tempat yang lebih tinggi.

Tidak sedikit masyarakat yang mengalami kerugian, bahkan sampai ada yang rugi mencapai puluhan dan hampir ratusan juta rupiah akibat barang jualan habis terendam banjir.

Sahrul Bahri selaku pengusaha toko baju warga Desa Sigambo-gambo, Kecamatan Barus, Tapteng, harus merasa kerugian yang cukup besar akibat banjir dadakan akibat luapan sungai Aek Sirahar tersebut.

"Banjir tiba-tiba datang kami sempat bingung mau gimana, barang yang bisa diselamatkan itu ajalah dulu. Barang jualan toko juga banyak rusak akibat banjir. Tinggi air sampai sepinggang orang dewasa, kalau ditaksir total kerugian mencapai puluhan juta rupiah lah," kata Sahrul, Minggu (13/11).

Walau intensitas curah hujan tinggi di Sibolga-Tapteng, kini banjir sudah surut, dan masyarakat Desa Sigambo-gambo kini mulai berbenah dan membersihkan rumah miliknya.

Sementara beda dengan Wiras Sigalingging warga Desa Sigambo-gambo, Kecamatan Barus, Tapteng, dirinya juga harus pasrah akibat banjir yang terjadi di desanya, tidak sedikit barang elektronik dan barang lainnya ikut terendam banjir.

"Parah bang, tembok dibelakang pecah barang habis terendam semua. Emang kejadian kami tidak di rumah makanya tak sempat susun barang-barang, inilah bang tinggal membersihkan kotoran lumpur sajalah apa mau kita bilang lagi," ucapnya.

Selanjutnya, tidak jauh dari lokasi pemukiman masyarakat, Pemerintah setempat telah mendirikan posko dan dapur umum untuk warga yang terkena musibah banjir.

Senada itu, Apre Solli Manalu selaku Kepala Desa Sigambo-gambo menyebutkan, otoritas setempat memperkirakan 90 persen rumah warga di desa berpenduduk 186 jiwa, terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 1 meter.

"Desa lain, seperti Ujung Batu, Kinali, dan Kampung Mudik, juga terkena banjir. Tapi, desa kami yang terparah," kata Kepala Desa Sigambo-gambo, Apre Solli Manalu, di posko bantuan warga terdampak banjir.

Menurut Apre, banjir yang melanda desanya disebabkan luapan air Sungai. Dan, tidak ada korban jiwa akibat peristiwa tersebut.

"Banjir ini diperkirakan dari Sungai Aek Sirahar. Sebelumnya, sudah ada rencananya pemerintah provinsi melakukan normalisasi sungai tersebut untuk anggaran tahun depan," timpalnya.