MEDAN - Dalam rangka meningkatkan literasi dan pemahaman terkait pasar modal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 5 Sumbagut melakukan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) di Medan, Sumatera Utara, Senin (3/10/2022). Sosialasi ini menghadirkan narasumber, Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Sarjito, Direktur Statistik dan Informasi Pasar Modal OJK, Muhammad Touriq, Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, I Gede Nyoman Yetna, dan Direktur 1 PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, Antonius Herman Azwar. Dan, sebagai moderator Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Kantor Regional 5 Sumatera Bagian Utara, Untung Santoso.
 
Kegiatan SEPMT ini diharapkan bisa mengenalkan pasar modal kepada masyarakat. Sehingga dapat meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Sumatera Utara. 
 
Direktur Statistik & Informasi Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muhammad Touriq dalam kesempatan tersebut memaparkan jumlah investor pasar modal di Provinsi Sumut per 23 September 2022 sebanyak 447.712 investor (SID CBEST, SINVEST, EBAE, dan SBN) dengan jumlah emiten di Sumut ada sebanyak 11 emiten.
 
“Di Sumut, saat ini ada 45 perantara pedagang Efek dan penjamin emisi Efek, 6 kantor cabang manajer investasi, 5 UMKM yang menjadi penerbit SCF atau Securities Crowdfunding (yang sudah raising fund) dengan jumlah investor SCF 1.041 serta jumlah dana yang dihimpun SCF mencapai Rp16,23 miliar,” katanya.
 
Ia mengatakan, pelaku industri pasar modal sangat beragam dan saling terkait. Berdasarkan data per 23 September 2022, terdapat kurang lebih 57.186 pihak yang berizin atau terdaftar dan ada 5.442 instrumen produk. 
 
“Selama tahun 2022 ini, pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang baik terlihat dari total pengumpulan dana tahun 2022 Rp172,73 triliun dengan jumlah emisi efek 163 emisi, serta jumlah perusahaan baru (emiten) ada 48 perusahaan baru (41 emiten saham dan 7 emiten obligasi/sukuk). Sedangkan, jumlah pemodal tumbuh 30% lebih yakni 9,76 juta investor (per 29 September 2022),” jelasnya.
 
Touriq menyampaikan indikator pasar modal syariah Indonesia juga menunjukkan perkembangan yang baik. Tercatat, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tumbuh 7,98 persen (ytd) yakni 204.10, kapitalisasi pasar saham syariah tumbuh 12,3 persen (ytd) yaitu Rp4.474 triliun.
 
“Sedangkan, jumlah saham syariah 524 saham, nilai sukuk korporasi Rp40,26 triliun, nilai aktiva bersih Reksa Dana Syariah Rp40,99 triliun serta nilai sukuk negara (SBSN) Rp1.268,33 triliun,” pungkasnya.
 
Ditambahkannya, OJK proaktif dalam menjaga stabilitas pasar modal dan mendukung percepatan pemulihan ekonomi dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan diantaranya, kebijakan merespon dampak Covid-19, pengembangan UMKM, peningkatan supply, peningkatan demand/jumlah investor serta keuangan berkelanjutan.