LHOKSEUMAWE – Setelah melakukan studi tiru di tiga kota di Indonesia masing-masing Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, Kabupaten Jembrana dan Klungkung Provinsi Bali terkait pengelolaan sampah diperkotaan, Pj Walikota Lhokseumawe, Dr Drs Imran MSi MA Cd bertekad akan ciptakan Kota Lhokseumawe bersih. Caranya, keberhasilan tiga kabupaten yang telah dikunjungi  terkait pengelolaan sampah akan diadopsi, sehingga kebersihan kota Lhokseumawe tidak hanya sebatas wacana, tapi terencana dengan baik, paling tidak, sampah yang dibuang ditempat pembuangan akhir berfungsi produktif, seperti dapat diolah menjadi kompos dan pupuk sederhana, dapat dijadikan kerajinan tangan, pakan ternak dan biogas serta arus listrik.
 
Untuk mewujudkan itu, Pj Walikota Lhokseumawe akan mengajak seluruh stackholders baik ditingkat Pemko Lhokseumawe, perangkat desa dan warga masyarakat, ikut terlibat dalam hal membangun Kota Lhokseumawe bersih.    
 
“Pembelajaran masalah sampah harus ditingkatkan karena menjadi permasalahan utama kota. Perubahan awal yang saya lakukan adalah dengan menciptakan kota yang bersih, selanjutnya baru mengarah kepengelolaan sampah yang produktif,” katanya, Kamis (1/9/2022).
 
Banyak pengetahuan yang didapat, kata Imran, setelah melakukan studi tiru di tiga kabupaten masing-masing Banyuwangi, Jembrana dan Klungkung. Sampah sudah dikelola dengan baik dan bernilai produktif, bahkan bisa membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
 
Apalagi, tambah Imran, sampah organik bisa dimanfaatkan untuk bahan baku kompos, sedangkan limbah non organik seperti plastik bisa didaur ulang dengan berbagai jenis kerajinan tangan.
 
“Pastinya harus dilakukan pemilahan sampah, seperti di Kabupaten Klungkung, mereka membuat program berupa Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) yang dilakukan pemilahan sampah rumah tangga. Hal ini kayaknya bisa kita adopsi dan diterapkan di Lhokseumawe,” jelasnya.
 
Ketika berkunjung ke Kabupaten Klungkung Bali, Rabu (31/8/2022)  Pj Walikota Lhokseumawe Imran, disambut oleh Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, SPd MM Dalam kesempatan itu, Imran mengaku Program TOSS Gema Santi yang dikembangkan oleh Pemkab Klungkung sangat bagus, soalnya  dalam mengelola sampah  dimulai dari sumbernya termasuk pemberdayaan masyarakat miskin dalam inovasi tersebut.
 
“Model pengelolaan sampah ini bisa menjadi tambahan wawasan  untuk diterapkan di Kota Lhokseumawe,” ujarnya.
 
Setelah selesai melakukan studi tiru ditiga daerah Banyuwangi, Jembrana dan Klungkung, Imran akan mencari formula yang tepat untuk diterapkan dalam menyelesaikan persoalan sampah di Kota Lhokseumawe mulai dari pengumpulan, pengolahan hingga pemrosesan akhir sampah tentunya dengan dukungan banyak pihak.
 
“Untuk membuat Lhokseumawe ini bersih tidak bisa dilakukan dalam jangka pendek. Namun upaya mempercepatnya bisa dilakukan dengan sinergitas yang saling terintegrasi antara pemerintah, masyarakat dan pihak swasta.,” katanya.
 
Di Klungkung, tambah Imran, setelah diterapkan Program TOSS, menurut keterangan Bupati I Nyoman Suwirta, sedikitnya sudah mencapai 82 % pemilahan sampah dilakukan dirumah tangga masing-masing, bahkan 42 desa dari 53 desa yang ada di Klungkung telah memiliki TOSS Center.