MEDAN - Mesjid Raya Al-Osmani  merupakan peninggalan kerajaan Deli pada masanya. Masjid ini dibangun sejak tahun 1854 silam. Masjid bersejarah sekaligus awal mula peradaban islam di Kota Medan itu, bertempat di Jalan Yos Soedarso, Kecamatan Medan labuhan, Kota Medan Sumatera Utara.
 
Menurut pengelola, Masjid ini awalnya berbahan kayu. Kemudian direnovasi menjadi bangunan yang permanen dengan ornamen Eropa dan Melayu. 
 
"Dahulu Masjid ini awalnya masih berbahan kayu, kemudian dibangun Raja Deli ketujuh, Sultan Osman Perkasa Alam. Awalnya hanya rumah panggung dari kayu. Kemudian dibangun oleh anaknya langsung, dengan memadukan arsitektur ala Timur Tengah, India, Eropa, Tiongkok, dan Melayu," kata Pengurus Masjid Ustaz Haji Ahmad Fahruni kepada Gosumut.com Senin (8/8/2022). 
 
Pada tahun 1870 sampai 1872 Sultan Mahmud Perkasa Alam anak raja Osmani Deli itu, melanjutkan bangunan tersebut menjadi bangunan permanen berbahan material yang berasal dari Persia dan Eropa.
 
Mesjid bersejarah itu tidak hanya di pakai ibadah, namun juga di gunakan acara perayaan dan peringatan hari besar keagamaan seperti sholat Idul Fitri, Idul Adha dan pengumpulan para jamaah haji sebelum menjelang keberangkatan.
 
Dalam ornamen terdapat warna khas kebanggaan Suku Melayu yakni warna kuning yang diartikan sebagai kemegahan dan kemuliaan. Kemudian dipadu dengan warna hijau yang filosofinya menunjukkan keislaman.
 
Tak hanya bangunan, beberapa makam para raja juga ada di pelataran mesjid. Salah satunya yakni makam Tuanku Panglima Pasutan (Raja Deli IV), Tuanku Panglima Gandar Wahid (Raja Deli V), Sulthan Amaluddin Perkasa Alam (Raja Deli VI), Sultan Osman Perkasa Alam, dan Sulthan Mahmud Perkasa Alam.
 
Terlihat dari keindahan ornamen dan arsitektur. Mesjid Al Osmani juga digemari para turis asing dan arkeologi luar negeri maupun dalam negeri.
 
Selain itu, mesjid Al- Osmani juga salah satu bangunan pertama dan tertua di Kota Medan. dibangun sejak 146 tahun silam yang berbahan dasar kayu pilihan.