ASAHAN - Terkait beredarnya isu dugaan malpraktek di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) HAMS (H. Abdul Mannan Simatupang) Kisaran yang menyebabkan kerusakan pada seluruh kulit tubuh salah satu pasien, dibantah pihak RSUD. Bantahan itu dilontarkan langsung Dirut (Direktur Utama) RSUD Hams Kisaran, dr. Kurniawan Sebayang saat jumpa Pers di Ruang Rapat Dirut RSUD HAMS Kisaran, Senin (1/8/2022).
 
Menurutnya, sebutan malpraktek tersebut terlalu dini. Sebab, seharusnya ada orang yang berkompeten yang bisa menyatakan atau menduga adanya malpraktek.
 
"Terlalu dini kalau disebut atau diduga adanya malpraktek. Saya saja yang dokter, tidak bisa mengatakan atau sembarangan menduga adanya kejadian malpraktek," katanya.
 
Sambungnya, yang bisa mengatakan adanya terjadi malpraktek itu adalah MKDK (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran).
 
"Harusnya jangan terburu-buru dengan mengatakan adanya atau dugaan malpraktek. Tentunya kami memiliki jawaban juga atas adanya isu yang telah beredar," pungkasnya.
 
Diketahui, baru-baru ini beredar di media adanya dugaan malpraktek di RSUD HAMS Kisaran. Yang mana salah satu pasien yang juga masih anak remaja berinisial PF warga Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batu Bara mengalami kerusakan pada seluruh kulit tubuhnya.
 
Sementara, di tempat yang sama, Kabid Pelayanan, dr. Eka Wildasari menegaskan pelayanan yang diberikan terhadap pasien tersebut sudah sesuai dengan SOP.
 
"Untuk pasien tersebut, kami sudah melakukan pelayanan sesuai dengan SOP," kata dr. Eka.
 
Diceritakannya, berawal pada tanggal 21 Juni lalu, pasien menderita penyakit tumor atau benjolan pada bagian ketiak kanan dibawa ke RSUD HAMS Kisaran untuk dilakukan pengobatan.
 
Selanjutnya, pasien dioperasi dengan lancar dan dirawat inap di ruang Anyelir hingga pada tanggal 25 Juni pasien bisa dinyatakan pulang dengan catatan harus melakukan kontrol.
 
"Kontrol pertama sudah dilakukan, pihak kami memberikan dan tidak ada masalah apapun. Kemudian, dikontrol yang kedua juga diberikan obat yang sama dan tidak ada masalah. Selanjutnya, dua hari sebelum jadwal kontrol yang ketiga, pasien dibawa ke IGD dengan keluhan kulit melepuh dan gatal-gatal pada bagian wajah, kaki serta tangan," terangnya.
 
Menurutnya lagi, dianogsa awal yang dialami pasien adalah alergi obat. Sementara, obat yang dikonsumsi oleh pasien sebelumnya tidak terdapa masalah apa pun.
 
"Kalau salah obat, dari awal kontrol pastinya sudah muncul alergi atau gejalanya. Nyatanya tidak ada. Setelah pulang dari rumah sakit, pasien rawat jalan. Tentunya tidak terkontrol kita juga pasien makan apa. Bisa saja pasien juga ada konsumsi obat lain atau salah makan makanan. Sekali lagi kami tegaskan, pelayanan dan perawatan yang kami lakukan sudah sesuai SOP," tegasnya.