MEDAN - Sudah biasa bagi rakyat di Indonesia dijanjikan dengan janji-janji manis. Terkhusus oleh pejabat. Kondisi ini tengah dialami pedagang buku di Kota Medan, Sumatera Utara. Seperti diketahui, semenjak menantu Joko Widodo (Jokowi) Muhammad Bobby Nasution menjabat Walikota Medan, sedikitnya telah melakukan perubahan, salah satunya revitalisasi lapangan Merdeka Medan. 
 
Keinginan suami Kahiyang Ayu dalam mengembalikan lapangan Merdeka pada sediakala, ternyata berefek buruk bagi para tenant dan pedagang setempat. Para pedagang dipaksa meninggalkan tempat demi terwujudnya program revitalisasi itu. 
 
"Kami bukan gak nurut. Nasib kami belum jelas di mana jualan. Di tempat yang sudah dijanjikan oleh pemko Medan masih belum pasti kapan waktunya. Gak mungkin Kami gak jualan. Mau makan apa?. Dan terpaksa Kami jualan walaupun hati tak tenang karena petugas keamanan selalu mantau kami," kata Haji Uka Selasa (19/7/2022). 
 
Menurut Uka, niat baik Pemko Medan dalam revitalisasi lapangan Merdeka memang sebagai bentuk mengembalikan fungsinya sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH), namun upaya itu diharapkan bisa memberi dampak baik kepada pedagang buku di tempat tersebut. 
 
"Sebetulnya kami setuju dan nurut, hanya saja kami butuh yang pasti dari Pemko dan meski pada akhirnya kami harus terpaksa rela meninggalkan tempat nyaman ini. Disini juga kami sudah banyak pelanggan buku," tutur Uka sambil mengigit bibir. 
 
Emi Yusuf, Ketua Komunitas Pedagang Buku Lapangan Merdeka (KPPBLM) Medan juga merasa kecewa dengan pernyataan Bobby Nasution akan secepatnya memindahkan pedagang buku di Jalan Hitam Medan. 
 
Namun menurut Emi, pemerintah kota Medan tak serius dalam melakukan revitalisasi lapangan Merdeka Medan. Pedagang diberi angin berlalu. Harapan pupus dan harus menahan pilu di tengah desakan pihak terkait untuk lekas pindah. 
 
"Kemarin dijanjikan untuk segera pindah pada terakhir tanggal 20 Juni, namun dari bulan enam sampai sekarang ini kami belum dikasih kepastian dan kami sempat beres-beres. Karena belum pasti kami kecewa dan sebagian masih jualan. Dan Kami juga butuh makan," kata Emi.