MEDAN - Kepemimpinan Partai Golkar Sumatera Utara kembali mendapat sorotan. Kali ini soal kehadiran Ketua Golkar Sumut Musa Rajekshah Shah ke Musdalub Partai Hanura Sumut beberapa waktu lalu. Sepintas tampak wajar dan tidak ada yang aneh seorang Wakil Gubernur Musa Rajekshah menghadiri undangan sekaligus menyampaikan kata sambutan pada Musdalub tersebut.

Tapi, karena yang terpilih sebagai Ketua Hanura Sumut adalah El Adrian Shah yang notabene adik sepupu Ketua Golkar Sumut Musa Rajekshah, situasinya dinilai menjadi lain.

Keanehan itu juga diamini Kader Senior Partai Golkar Sumut Rolel Harahap. Diwawancarai, di sela-sela kegiatan Eskponen KNPI Sumut di Polonia Hotel, Selasa (12/7/2022) Rolel mengaku awalnya enggan mengomentari perihal ini.

"Ya situasinya agak aneh ya. Ketua Golkar Sumut hadir di sana memberi sambutan juga. Yang terpilih Ketua Hanura Sumut notabenenya adalah adik sepupu Ketua Golkar Sumut. Hadir juga Sekjend Partai Hanura Bapak Kodrat Shah yang notabeneny juga Pakcik dari Ketua Golkar Sumut," kata Rolel tersenyum.

Menurut Mantan Ketua Golkar Tanjungbalai itu, situasi ini dapat menjatuhkan moral dan semangat Fungsionaris Golkar Sumut yang diperintahkan mememuhi target 2 juta kader di Sumut.

"Adik sepupu dan Pakcik kita ada di partai lain tapi kita dikasih target 2 juta kader Golkar Sumut. Target ini adalah target super muluk. Kacau jadinya," kata Mantan Ketua Korbid Kepartaian Golkar Sumut itu.

Kemudian, Rolel yang mantan Ketua KNPI Sumut itu menyatakan bahwa dia sebagai anggota Golkar yang tidak lagi menjadi pengurus berusaha menahan diri untuk tidak mengomentari kerja pengurus Golkar Sumut sejak dibawah komando Musa Rajekshah.

"Hanya saja, karena ini terkait moral dan semangat para kader dan fungsionaris khususnya di kabupaten/kota, sàya memang harus bicara," ujar Rolel yang aktif di Golkar sejak 1991.

Menurutnya, bahwa kader partai bukan hanya diharapkan suara dirinya saja pada saat Pemilu. Lebih dari itu setiap kader harus mampu menghasilkan suara pada Pemilu.

"Ada hitung-hitungannya. Di jaman Orde Baru ada istilah Dasa Karya, setiap satu kader menghasilkan 10 suara Golkar pada Pemilu, kader menggalang 9 simpatisan dengan dirinya menjadi 10 suara. Hal itu bisa karena hanya diikuti 3 partai," sambung Mantan Wakil Walikota Tanjungbalai tersebut.

Nah, di era multipartai saat ini setiap kader hanya menggalang 2 simpatisan sehingga menghasilkan 3 suara pada Pemilu. Oleh karenanya DPP Partai Golkar periode 2009-2014 pernah punya target mencetak 10 juta kader, agar menghasilkan 30 juta suara pada Pemilu 2014.

"Hanya saja capaiannya pada 2014 sebesar 61 % yaitu Golkar 18,4 juta suara pada Pemilu 2014. Sumbangan Golkar Sumut sekitar 1 juta suara atau sekitar 5,4 %, setara dengan jumlah pemilih Sumut 5,5 % dari jumlah pemilih nasional. Bila Golkar secara nasional targetkan 10 juta kader, dengan berpatok jumlah pemilih Sumut yang 5,5 % dari jumlah pemilih nasional, maka realistis jika Golkar Sumut menargetkan mencetak sekitar 550 ribu kader. Bukan 2 juta kader," ulas Rolel meyakinkan.

Masih menurut Rolel, dari 550 ribu kader dengan dikali 3 diharapkan Golkar Sumut menghasilkan 1,65 juta suara pada Pemilu 2024. Berarti meningkat dari sekitar 1 juta suara pada Pemilu sebelumnya.

"Jika targetnya 2 juta kader, berarti diharap menghasilkan 6 juta suara. Biar anda tahu ya, suara sah 2019 di Sumut itu sebesar 6,7 juta. Jadi apa hampir seluruh suara mau digarap? Dan apabila 6 juta suara dikonversi Golkar bisa meraup 90 kursi anggota DPRD Sumut dari 100 kursi yang diperebutkan. Apa ini gak super muluk,? tukas Rolel dengàn nada suara meninggi.