SERGAI - Guna menata ibu kota, 
Program Pembangunan pelebaran jalan nasional di ruas Jalan lintas Sumatera Utara (Jalinsum), tepatnya di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara yang 
akan dibangun pada tahun 2023, akhirnya mendapatkan dukungan.
Pembangunan infrastruktur jalan nasional yang akan dibangun sepanjang 2 Km, mulai dari pintu tol Kecamatan Teluk Mengkudu sampai lewat kantor Camat Sei Rampah, tepatnya Simpang Jerico Stable Sei Rampah.

Salah satunya, Juliati (55) seorang pedagang makanan yang berdomisili di Dusun II Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah mendukung program pemerintah dalam menata ibu kota Serdang Bedagai.

"Saya sebagai warga disini sangat mendukung penuh program Pemerintah dalam pembangunan jalan nasional ini, menurutnya sudah lama Kabupaten kita ini belum ada perubahan," papar Juliati kepada awak media, Jumat (8/7/2022).

Juliati mengatakan, bahwa sebelumnya kita sudah mengelar rapat sebanyak dua kali. Pertama di gedung Dusun I Firdaus dan kedua di kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serdang Bedagai. Bahkan pemerintah juga sudah membayar ganti rugi lahan kami sebesar kurang lebih Rp 13 juta yang terkena pelebaran jalan nasional.

"Teras tempat jualan saya terkena pelebaran jalan nasional, tapi itu tidak jadi masalah karna demi menata ibu kota saya dukung program Pemerintah karna untuk yang terbaik. Bahkan punya adek saya yang berdagang kelontong juga terkena sedikit dan juga mendapatkan ganti rugi sebesar Rp 11 juta sama Pemerintah," sebut Juliati.

"Mudah-mudahan dengan pelebaran jalan nasional jualan dagangan kami bisa meningkat dan banyak pembeli seperti pelebaran Jalan Nasional di Kabupaten Deliserdang dan Kota Tebingtinggi. Hampir merata pedanganya UMKM di pinggir jalan banyak perubahan terutama para pembeli yang mau singgah." pungkasnya.
 
Hal serupa dikatakan Kardi(50) seorang pemilik Tambal Ban warga Dusun I Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Sergai yang mendukung apa yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai adalah sudah tepat tentang pelebaran jalan nasional ini.

Menurutnya, kita tidak mau repot persoalan ini. Intinya apa yang sudah dilakukan pemerintah kita tetap harus mendukung Miskipun ganti rugi tidak sesuai apa yang kita inginkan. Tapi manfaat kedepannya yang harus kita pikirkan.

Ia mengatakan bahwa lahan miliknya kurang lebih 1,5 meter lebarnya lokasi tempat jualannya terkena pelebaran jalan nasional. Dalam satu meter dibayar 805000 ribu/permeter, jadi totalnya ada 45 meter kurang lebih. Dimana sebelumnya kami meminta 1,5 juta permeter. Namun karna harga semua merata ya apa boleh dibuat.

"Intinya saya tidak menjadi masalah, namun manfaatnya yang perlu kita rasahkan. Karna manfaatnya adalah kalau sudah terbangun pelebaran jalan nasional pastinya juga dibangun Trotoar jalan jadi sewaktu sholat subuh di masjid agung tinggal jalan saja, ya sekalian olahraga," sebut Pak Haji Kardi.

Ia juga menuturkan, biasanya masyarakat yang banyak mengeluh pastinya persoalan rumah yang terkena pelebaran jalan. Itu yang kita dengar. Namun secara pribadi saya ini mendukung aja dan kalau bisa segera cepat dibangun bisa menambah membuka usaha UMKM.

"Secara pribadi saya, lebih cepat dibangun, karna sewaktu pelebaran pasti trotoar ada, jadi sholat subuh tinggal jalan ke masjid agung. Ditambah lagi bisa buka Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seperti jualan es tebu dan kelapa muda, jadi sewaktu pelanggan singgah di bengkel pastinya mereka minum,"paparnya.

Ditambah lagi, lanjut H Kardi, bahwa pembangunan yang ada dilokasi Desa Firdaus sudah banyak. Jika pelebaran jalan nasional ini sudah dibangun maka akan berubah suanana Kecamatan Sei Rampah," pungkasnya.