TAPTENG - Setelah kejadian meledaknya bom ikan di salah satu gudang ikan di Kota Sibolga, Senin (24/1/2022) lalu, dan menyebabkan puluhan rumah hancur. Kini, beredar informasi kapal-kapal bom ikan ini kembali beroperasi di Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Menanggapi maraknya Kapal bom ikan yang kembali beroperasi ini, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Foal Independent Sibolga-Tapanuli Tengah, Imran Steven Pasaribu mengaku sangat geram dengan para pengusaha kapal bom ini.
 
"Cukuplah kemarin bom ikan meledak di Sibolga, korbannya sudah kita lihat begitu banyak, baik rumah maupun gudang ikan, termasuk rumah saya sendiri jadi korbannya. Kita minta agar penegak hukum mengusut tuntas para pelaku kapal bom ikan ini, jangan sampai kejadian kedua kali terjadi di Kota Sibolga," ungkapnya, Selasa (21/6/2022). 
 
Steven menjelaskan, dampak dari kapal bom ikan ini sangat besar, termasuk mematikan terumbu karang dan anak anak ikan.
 
"Tangkap lah ikan dengan alat tangkap yang wajar, beberapa minggu lalu kita juga membaca di media, ada Kapal Sibolga yang ditangkap di Aceh, dan itu disebut kapal bom ikan juga," bebernya.
 
Dengan maraknya kapal bom ikan asal Sibolga ini, patut rasanya kita pertanyakan kinerja dari aparat hukum di Sibolga. Apakah memang Aparat penegak hukum tidak mampu mengamankan kapal bom ikan di Sibolga-Tapteng, atau adakah kemungkinan oknum oknum aparat yang jadi beking mereka?.
 
"Tolonglah pak Kapolres, tangkap para pelaku kapal bom ini, jangan biarkan laut kita hancur, terumbu karang hancur. bila perlu jalinlah kerjasama dengan TNI Angkatan Laut agar bersama sama menangkap kapal bom ini, dengarlah keluhan nelayan-nelayan kecil pak Kapolres," keluhnya.