ASAHAN - Kenaikan harga bahan pokok rumah tangga seperti cabai merah terjadi sebagaimana pengamatan di Pasar Bhakti, Kisaran yang kini di angka Rp 45.000 per kilogram. "Pengambilan dari agen memang sudah tinggi jadi kita jualnya juga segitu. Cabai merah hari ini sekilo Rp 45 ribu," kata salah seorang pedagang, Dirman Marpaung (40).
 
Kata dia, rata - rata pedagang di sejumlah pasar di Asahan mendapat pasokan cabai merah dari Kabupaten Karo. Meski mengalami kenaikan, stok cabai ditingkat pedagang maupun agen terbilang normal.
 
"Kalau sebelumnya dijual 30-35 ribu. Lebaran kemarin malah normal. Saat ini ada kenaikan sedikit," terangnya.
 
Meski naik menurut pedagang, minat masyarakat untuk membeli cabai tak berkurang karena menjadi kebutuhan rumah tangga. Seperti halnya Jumati, salah seorang ibu rumah tangga yang tetap membeli cabai meski harga naik.
 
"Tetap dibeli walaupun naik. Mungkin takaran cabainya waktu memasak saja yang dikurangi," ujarnya.
 
Sementara, sama untuk jenis cabai hijau sebelumnya Rp 20-25 ribu kini menjadi Rp 32 ribu per kilogramnya.
 
Selain itu, bahan pokok lainnya di Kabupaten Asahan juga mengalami kenaikan harga seperti telur.
 
Harga telur biasanya dijual bervariasi sesuai dengan ukurannya. Saat ini pedagang menjual telur dengan tiga ukuran normal yakni kecil Rp. 48.000 sebelumnya memiliki harga Rp. 40.000, sedang Rp. 50.000-52.000 , sebelumnya seharga Rp. 44.000 dan yang paling besar (super) hingga Rp 54.000-Rp 56.000 sebelumnya seharga Rp. 46.000-48.000.
 
"Harga naik, kalau yang ukuran besar itu satu piringnya Rp 54 ribu. Sementara eceran sudah Rp 1.900 per butir," kata Ika (27) salah seorang pedagang telur di Pasar Inpres, Jalan Diponegoro Kisaran.
 
Ika mengeluhkan tingginya harga jual telur untuk semua ukuran mulai dari yang besar hingga kecil sudah naik secara berangsur sejak sepekan terakhir. Karena harga telur naik, omset penjualan menjadi turun.
 
"Padahal waktu lebaran dan bulan puasa kemarin masih normal-normal saja. Malah saat ini ada kenaikan 5-8 ribu satu piringnya untuk setiap ukuran," kata dia.
 
Kondisi ini, kata dia membuat para pembeli untuk membeli ukuran telur yang lebih kecil apalagi para pedagang makanan. Seperti halnya Suri Kartika (30) salah seorang ibu rumah tangga, pengunjung pasar. 
 
"Karena naik, lebih memilih membeli ukuran yang sedang," ujarnya.