JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan harga sejumlah komoditas energi melonjak lebih dari 100 persen imbas perang Rusia-Ukraina yang terjadi sejak 24 Februari 2022. Demikian pula komoditas lain, seperti minyak sawit mentah naik 20,9 persen, jagung naik 31,6 persen, dan biji-bijian naik 15,5 persen. Ia mengatakan harga gas alam melesat 125,8 persen per 20 Mei 2022 jika dihitung sejak awal tahun ini atau year to date (ytd). Begitu juga dengan batu bara yang melonjak 166,1 persen dan minyak mentah Brent naik 45,7 persen per 20 Mei 2022.

"Konflik di Ukraina menyebabkan lonjakan barang-barang penting energi dan pangan dan ini terjadi di seluruh negara," tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers secara daring, Senin (23/5/2022).

Selanjutnya, harga minyak sawit mentah naik 20,9 persen, harga gandum meningkat 55,6 persen, jagung naik 31,6 persen, kedelai naik 28,1 persen, dan biji-bijian naik 15,5 persen.

"Seluruh komoditas ini akan mempengaruhi daya beli energi dan pangan," ucap Sri Mulyani.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) khawatir kenaikan harga energi, pangan, dan ancaman inflasi di tengah perang Rusia-Ukraina akan memperparah krisis ekonomi dunia.

"Perang yang membuat pusing semua negara ini akan memperdalam krisis perekonomian dan meningkatkan ketegangan politik dunia," tutur Jokowi.

Kepala negara memaparkan beberapa harga komoditas naik, seperti minyak, gas, hingga gandum. Begitu juga dengan harga komoditas barang tambang dan batu bara.

"Permasalahan ini menjadi tantangan banyak negara, termasuk juga Indonesia," imbuh Jokowi.

Oleh karena itu, Jokowi mengungkapkan agar kebijakan yang diterbitkan cepat dan tepat dengan implementasi yang efektif. Salah satunya, investasi yang masuk mampu menciptakan tenaga kerja.

Lalu, hilirisasi komoditas untuk meningkatkan nilai ekspor dan memperbaiki neraca pembayaran, termasuk menggerakkan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja di dalam negeri.

"Saya meyakini kita bisa mengakselerasi perekonomian jauh lebih baik tahun ini dan memperkokoh perekonomian kita," tegas Jokowi.*