MEDAN - Penyakit mulut dan kuku (PMK) mulai menyerang hewan ternak di Sumatera Utara (Sumut). Tercatat sekitar 598 ekor ternak yang tersebar di Deliserdang dan Langkat diduga terjangkit PMK.

"Kita menyikapi informasi PMK yang menyerang ternak kerbau, sapi, domba kambing dan babi. Ada dua kabupaten di Sumut. Tapi masih diduga. Ciri cirinya yang disampaikan itu nanti kita pelajari, " kata Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, Jumat (13/5/2022).

Menurut Edy, sampel darah ratusan ternak yang diduga terjangkit PMK ini telah dikirim ke laboratorium di Surabaya. Sampel tersebut akan diuji untuk memastikan apakah ratusan ternak tersebut positif terpapar PMK.

"Sudah dikirim ke Surabaya 500 lebih sampel darah. Tanggal 8 Mei nanti kemungkinan hasilnya akan kita terima dari laboratorium yang ada di Surabaya, " ucap Edy.

Edy menyebutkan ratusan ternak yang diduga terpapar tidak ada yang mati dan saat ini masih diisolasi. Eks Ketum PSSI tersebut mengimbau agar masyarakat tidak panik. Sebab penyakit ini tidak menular ke manusia dan tidak pula menular ke hewan lainnya.

"Kita dengar bahwa ini belum ada yang mati di Sumut. Tapi tak boleh dianggap enteng. Ini antisipasi. Rata rata sembuh berarti bisa diobati untuk tidak berkembang. Jadi ini tidak menular ke binatang lain dan tidak menular ke manusia, " jelasnya.

Satgas di Gresik

Dari Jawa Timur, Polres Kabupaten Gresik membentuk satuan tugas (Satgas) khusus yang mengawasi peredaran hewan ternak.

Satgas PMK ini terdiri dari Polres Gresik, Dinas Pertanian dan Dinas Perindag ini dibentuk menindaklanjuti surat edaran Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan, perihal peningkatan kewaspadaan terhadap PMK.

Kapolres Gresik, AKBP Mochamad Nur Azis mengatakan Satgas ini bertugas meninjau pasar hewan, juga mengambil keputusan penutupan beberapa pasar hewan, seperti Pasar Hewan di Balongpanggang, sesuai surat edaran bupati.

"Penutupan sampai kapan?, kami menunggu dan selalu koordinasi. Kami tetap imbau melalui Bhabinkamtibmas, babinsa, kepala desa, dan peternak sementara untuk mengurangi antisipasi penularan PMK," kata Nur Azis.

Nur Azis mengatakan Satgas PMK juga melakukan pengawasan ke kandang sapi milik peternak. Selain itu, Satgas juga melakukan pengecekan ke tempat pemotongan hewan di wilayah Selatan, tepatnya di Kecamatan Cerme dan Benjeng.

"Petugas dari Dinas Pertanian memberikan vitamin kepada sapi yang terinfeksi PMK. Dan, dalam beberapa hari ini nafsu makan sapi kembali bergairah," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Gresik, Eko Anindito Putro mengatakan penyakit PMK tidak menular ke manusia, dan hanya hewan ke hewan.

"Selain itu, perlu dilakukan pemotongan terpusat di RPH, sehingga daging sapi benar-benar sehat yang didistribusikan ke masyarakat," katanya. *