DELISERDANG - Bercerita sejarah, tentu setiap daerah memiliki cerita sejarah masing-masing, mulai dari cerita legenda, budaya dan situs cagar yang masih  bertahan.

Salah satunya di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang. Di desa ini terdapat sebuah cagar budaya yang masih utuh dengan bangunannya sekaligus cerita sejarah perjalanan kerajaan Serdang pada masanya. 

 

Adalah Masjid Raya Sultan Basyaruddin, yang diketahui mulai berdiri sejak tahun 1854 lalu. Saat itu dipimpin oleh Tuanku Basyaruddin Saiful Alamsyah yang merupakan Sultan Serdang ke IV pada masanya.

 

Pada tiga dekade terakhir, tempat yang menyimpan sejarah perjalanan kerajaan serdang ini, pernah menjadi sarang narkoba. 

 

Hal itu diceritakan mantan kepala desa Rantau  Panjang Muhammad Husni. Dia menyebutkan desa ini
dahulunya pernah menjadi bandar besar narkoba di desa dimana ia mengemban tugas. 

 

"Saya mantan bandar narkoba di desa ini pada tahun 2001 sampai 2005. Di tahun 2010 anak saya menjadi salah satu korbannya. Saat itu saya berpikir bahwa perilaku anak tak terlepas dari sosok ayah. Dan keinginan menjadi kepala desa tak saat itu tak terpikir sedikit pun. Mungkin kehendak sangat kuasa Tuhan. Saya pikir ini rahasia ilahi perjalanan hidup saya yang awalnya menjadi bandar narkoba dan kini sebagai pemberantas narkoba," kata Husni, Rabu (11/5/2022). 

 

Tak hanya itu, dahulu juga, Masjid tersebut pernah menjadi markas di mana saat kerajaan serdang kewalahan melawan Belanda pada 1 hingga 6 Oktober 1865 silam.

 

Kemudian, Masjid itu juga masih menyimpan bekas makam sejumlah pengurus atau nazir. Katanya salah seorang keluarga kerajaan Serdang juga ada di bagian halaman Masjid.

 

Konon, Masjid Tuanku Basyaruddin juga mewariskan benda-benda dahulu yang kini masih ada seperti, mimbar, beduk, pintu dan sumur difungsikan sebagai sumber air ketika wudhu.

 

"Iya barang-barang itu masih ada di Masjid. Itu asli dari kerjaan dulu. Makannya sampai sekarang masyarakat sekitar merawatnya dengan baik," kata Damuri (68) pengurus Masjid Raya Sultan Basyaruddin.

 

Masjid ini sudah beberapa kali mengalami renovasi. Namun arsitekturnya masih terlihat jelas dari kontruksi dindingnya yang terbuat dari batu bata dan beton.

 

Dengan dikelilingi tembok dan serambi di setiap sisinya Masjid itu hingga kini masih digemari puluhan anak-anak yang aktivitasnya sehari-hari ngaji, dan sering menjadi tempat perkumpulan orang-orang sholeh.

 

"Masjid ini selalu digunakan untuk kegiatan keagamaan dan setiap sore ada anak-anak ngaji," tutur Damuri.