MEDAN - Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) mengajak para pemuda bangkit dan waspada terhadap ancaman nyata deradikalisasi dan terorisme. Ajakan tersebut disampaikan Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deredikalisasi BNPT, Mayjen TNI Nisan Setiadi dalam sambutannya pada Kegiatan Pelibatan Pemuda dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme dengan Pitutur Kebangsaan dengan Tema "Ekspresi Indonesia Muda" yang dihelat oleh Forum Koordinasi Pencehahan Terorisme (FKPT) Sumatera Utara di Hotel Radisson, Medan, Selasa (22/3/2022).
 
Kegiatan ini dihadiri Siswa SMA/sederajat se Kota Medan, Mahasiswa, Aktifis Organisasi Kepemudaan, Komunitas Pemuda Sumatera Utara, Guru dan Dinas Pendidikan Sumut serta elemen masyarakat lainnya.
 
"Kegiatan ini sangat penting dalam upaya penanggulangan terorisme. Pada kegiatan ini, perlu kami sampaikan bahwa ada 2 virus yang sangat perlu kita waspadai untuk saat ini. Pertama, kita masih tetap harus waspada dengan virus Covid-19 yang walaupun angka penyebarannya Alhamdulillah sudah jauh menurun. Akan tetapi, kita masih harus tetaplah waspada, tentu dengan menerapkan Protokol Kesehatan dengan sangat ketat sesuai anjuran pemerintah dan berharap semoga pandemi ini bisa segera benar-benar usai," ujar Mayjen TNI Nisan Setiadi.
 
Di samping itu, lanjut dijelaskannya, lewat kegiatan ini akan memberikan berbagai informasi tentang bahayanya virus kedua, yakni radikalisme dan terorisme yang saat ini tengah kita hadapi bersama. 
 
"Melalui forum ini juga, kami mengajak para pemuda untuk bangkit dengan cara menyadari berbagai hal yang ada di sekeliling kita, terutama paham-paham yang mengarah pada pengingkaran terhadap Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 
 
"Keberadaan mereka (terorisme) ada di tengah masyarakat kita. Bertebaran di plat form media sosial. Karena itu, kalau kita tidak mampu mengenali dan menyadarinya, kita bisa terpapar paham tersebut dan bahkan terekrut oleh organisasi terlarang itu yang kita ketahui bersama bahwa adalah tindak kejahatan luar biasa yang menjadi perhatian dunia," jelasnya.
 
Maka dari itu, sebutnya, pemuda harus ambil bagian dalam upaya menciptakan tontonan yang menarik dan sebagai antitesa terhadap paham radikalisme-terorisme yang berseleweran di berbagai platform media.
 
"Dengan mencermati kondisi di atas, maka dapat dikatakan bahwa pemuda/pelajar dan media sosial merupakan dua point strategis dalam transformasi paham dan perekrutan anggota kelompok radikal terorisme," sebutnya.
 
Menurutnya, mereka (teroris) selalu mengincar kelengahan masyarakat dan pemerintah untuk mempengaruhi pemuda/pelajar dan menguasai media sosial sebagai sarananya. 
 
"Oleh karena itu, marilah kita bentengi kedua point strategis di atas," imbuhnya.
 
Selain itu, kata Setiadi, bukan sekedar aksi teror semata, namun pada kenyataannya tindak kejahatan terorisme juga melanggar Hak Asasi Manusia sebagai hak dasar yang secara kodrati melekat dalam diri manusia, yaitu hak untuk merasa nyaman dan aman ataupun hak untuk hidup.
 
"Kejahatan ini tidak terkait dengan agama tertentu. Karena semua agama yang ada di Indonesia tidak ada satu pun yang mengajarkan tentang terorisme. Semua agama mengajarkan kedamaian kepada umatnya. Jadi, sekali lagi bahwa persoalan terorisme ini merupakan persoalan bersama semua komponen bangsa," pungkasnya.
 
Senada dengan itu, Ketua FKPT Sumut, Ishaq Ibrahim mengatakan, kegiatan ini adalah titik awal pelibatan anak muda untuk berperan aktif dalam melawan radikalisme dan terorisme, khususnya di Kota Medan dan Provinsi Sumut.
 
"FKPT sebelumnya telah melakukan berbagai upaya pencegahan. Misalnya dengan sosialisasi di bidang pendidikan, mulai dari sekolah-sekolah hingga Universitas, workshop dan kegiatan lainnya," kata Ishaq.
 
Selain itu, kata Ishaq Ibrahim, FKPT senantiasa siap bekerjasama dan kolaborasi dengan berbagai stakeholder, termasuk pemerintah daerah Sumut dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme.
 
"Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk seminar (dialog) dan workshop. BNPT dan FKPT Sumatera Utara berharap kegiatan ini mampu meningkatkan imun peserta dan mampu melakukan kontranarasi radikalisme dan terorisme," pungkasnya.