LANGKAT - Harga komoditi karet di Langkat saat ini diketahui masih rendah dan terkesan belum berpihak kepada petani. Apalagi, nilai jual produksi tidak sesuai dibanding kebutuhan pokok serta yang lainnya.
Hal demikian diutarakan Jenda (45) petani dari desa Sei Musam Kendit kecamatan Bahorok kepada wartawan usai transaksi dipajak penjualan karet desa Timbang Jaya Jumat (18/3/2022).

Hanya Rp 9800,oo/kg kwalitas baik dan kering jika basah dan dianggap kurang bersih maka harga jual lebih rendah bebernya.

Disinggung tentang upah/jasa kerja, dikatakannya secara umum dibagi dua dengan pemilik/majikan setelah dikeluarkan operasional lansir dari lahan ke pajak getah/karet urainya.

Majikan dan pekerja tidak mendapatkan keuntungan belum lagi disaat musim penghujan dan musim turun daun. Kondisi demikian pohon karet tidak akan menghasilkan latek ujarnya

Menjawab wartawan dikatakannya infrastruktur /jalan menuju lahan belum memadai sehingga belum berniat meremajakan/replanting tanaman ke kelapa sawit pungkasnya.

Berkaitan itu, Malem Munthe salah seorang agen/pengumpul produksi karet ditemui mengaku penetapan harga mengacu kepada harga jual dinotaring/pabrik karet.

Penyesuaian operasional lapangan dan transportasi serta jasa pekerja lapangan dengan nilai jual kata Munthe.

Tidak mengetahui nilai jual karet akan mengalami peningkatan karena berfaktur terhadap ketentuan dari pabrik imbuhnya.*