ASAHAN - SZ (51) warga Kabupaten Asahan yang merupakan seorang Bidan meregang nyawanya karena secara tidak sengaja menelan gigi palsunya sendiri. Tertelannya gigi palsu itu terjadi disaat SZ makan mie sop. Dirinya yang selama ini tidak pernah memakan makanan yang dicampuri dengan penyedap micin, entah kenapa tiba-tiba kepingin memakannya.

Insiden terjadi sudah dua pekan yang lalu. Setelah mengalami peristiwa tersebut, SZ di rawat di rumah sakit selama dua pekan hingga meninggal dunia.

Anak SZ, M Anugerah (25) saat ditemui wartawan mengungkapkan, ibunya meninggal pada Kamis (10/3/2022). "Kejadian yang tertelan itu tanggal 24 Februari 2022. Jadi sekitar dua minggu di rumah sakit," kata Anugerah saat ditemui wartawan di rumah duka, Kamis (10/3/2022).

Anugerah menceritakan, dirinya sempat mengabulkan permohonan ibunya yang ingin makan mie sop. Padahal, makanan tersebut jarang dimakan oleh ibunya.

"Mamak memang jarang makan micin-micin gitu. Entah kenapa saat itu dia kepengen makan mi sop. Karena ingin menyenangkan hati orang tua saya belikan," tuturnya.

Anugerah menjelaskan, saat ibunya baru makan lima suap, dia seperti merasakan ada sesuatu yang menyangkut di tenggorokan hingga sakit di leher sebelah kiri. Ternyata, ada gigi palsu bagian geraham atas yang secara tak sengaja tertelan saat makan.

"Kami pukul-pukul pundaknya, dikasih minum air hangat nggak (keluar) juga. Jadi hari itu kami langsung bawa ke rumah sakit. Pertama di Mitra Sejati lalu pindah ke Adam Malik," terang Anugerah.

Hanya, setiba di rumah sakit, SZ positif COVID-19 saat dites swab. Akibatnya, penanganan operasi pengambilan gigi tersebut tidak bisa segera dilakukan kepada SZ.

"Hasilnya positif, walaupun sebenarnya keluarga tidak pernah ditunjukkan hasil swab itu. Karena alasan Covid inilah penanganan ke orang tua kami lama. Sampai ada dua kali penundaan operasi. Sudah parah, hampir dua minggu. Meninggal karena kondisinya semakin lemah setelah dioperasi itu terlalu lama menahan sakit," ucapnya.

Pihak keluarga mengaku kesal dengan pelayanan di rumah sakit yang tak segera melakukan operasi terhadap pasien. Operasi baru dilakukan dua minggu setelahnya, di mana SZ sudah dalam kondisi lemah. Kini, SZ telah dimakamkan di kampung halamannya tadi malam.