MEDAN - Universitas Syiah Kuala melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) melakukan kegiatan Sosialisasi Program Matching Fund dan Kedaireka. USK sangat potensial untuk meloloskan banyak penelitinya untuk mendapatkan dana penelitian yang dialokasikan Rp950 miliar melalui program ini.

Program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tersebut dibuka oleh Wakil Rektor IV Prof. Dr. Hizir di Balai Senat USK, Banda Aceh, Jumat (11/3/2022).

Kegiatan ini diikuti oleh para dosen atau peneliti dalam lingkungan USK dan menghadirkan dua orang narasumber yaitu Plt. Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Prof. Ir. Teuku Faisal Fathani, ST., MT., Ph.D., IPU. Kemudian, Willy Sakareza dari Tim Kerja Akselerasi Rekacipta Ditjen Diktiristek.

Adapun tema yang diangkat pada kegiatan ini, “Akselerasi Kolaborasi antara Inventor dan Mitra melalui Program Matching Fund dan Kedaireka untuk Mewujudkan Hilirisasi Karya Rekacipta Universitas Syiah Kuala”.

Prof. Hizir dalam sambutannya mengatakan, kegiatan sosialisasi ini sangat penting untuk memberi pemahaman kepada dosen atau peneliti USK terhadap program Matching Fund ini. Dengan demikian, diharapkan ada banyak dosen USK yang lolos sehingga berhak mendapatkan dana penelitian melalui program ini.

Hizir menilai, program Matching Fund ini sangat menarik karena berpotensi untuk mempertemukan inventor dengan dunia usaha atau pelaku industri. Untuk itulah, menurutnya USK sangat potensial untuk meloloskan banyak penelitinya sebab USK memiliki banyak ahli dengan berbagai disiplin ilmu.

Selain itu, selama ini riset USK juga sudah berkembang dengan sangat baik. Di mana saat ini USK memiliki dua pusat riset dengan status Pusat Unggulan Iptek (PUI), yaitu Pusat Riset Kebencanaan atau Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC), dan Atsiri Research Center (ARC).

“Maka kita berharap, program ini menjadi wadah bagi peneliti USK untuk berkolaborasi dengan profesional, industri atau dunia kerja. Nantinya, bisa melahirkan program unggulan yang bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya melalui siaran pers diterima di Medan.

Untuk diketahui Matching Fund adalah bentuk nyata dukungan dari Kemendikbud, untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara insan Perguruan Tinggi (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak Industri.

Dengan alokasi dana sebesar total Rp950 miliar, Matching Fund menjadi salah satu nilai tambah terbentuknya kolaborasi antara dua pihak melalui platform Kedaireka.

Dukungan Matching Fund ini diprioritaskan bagi kolaborasi yang berkontribusi terhadap pencapaian 8 (delapan) Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud, yaitu lulusan pendidikan tinggi mendapat pekerjaan yang layak, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, dosen berkegiatan di luar kampus, praktisi mengajar di dalam kampus.

Lalu hasil kerja dosen berguna bagi masyarakat dan diakui internasional, program studi kampus bekerja sama dengan mitra kelas dunia, kelas bersifat kolaboratif dan partisipatif dan program studi berstandar internasional.

Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor III USK, Ketua LPPM Prof. Dr. Taufik Fuadi Abidin, S.Si., M.Tech., Sekretaris LPPM Dr. Sulastri, M.Si., Kepala Pusat Pengembangan dan Hilirisasi Inovasi Dr. Ir. M. Dirhamsyah, M.T, Dekan Fakultas Teknik USK Prof. Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur, BC, para profesor, dan ketua pusat riset.*